Baru dan Berdampak

Salam sejahtera di bulan satu 2012, Sidang Pembaca!

Seiring datangnya rentang tahun yang baru, baik sekali jika kita awali hari-hari 2012 dengan mengingat soal kelahiran baru—pengalaman khas Kristen itu. Lahir baru, kita tahu, adalah peristiwa adikodrati yang terjadi tatkala orang bertobat dari dosa, mengimani Kristus sebagai Juruselamat, dan diubah Allah menjadi manusia bertabiat saleh (2 Kor. 5:17). Pasca pengubahan ini, orang yang lahir baru didorong Allah untuk mengerjakan perbuatan baik di dunia (Ef. 2:10).

Hubungan erat antara kelahiran baru dan perbuatan baik itu tentulah modal besar bagi orang Nasrani untuk turut membangun bangsa. Komunitas Ubi, lewat empat peladang (penulis), memilih untuk membahas dan menegaskan hal tersebut sebagai sajian di hulu tahun. Pola pikir dan tata cara yang merenggangkan hubungan antara kelahiran baru dan perbuatan baik juga dikritisi. Alasannya jelas: jika hubungan itu direnggangkan, kelahiran baru tidak akan berdampak besar bagi masyarakat.

Dengan suatu analogi yang bagus, S.P. Tumanggor menggambarkan pentingnya lahir baru berlanjut kepada perbuatan baik (dalam pengertian seluas-luasnya). Berpijak pada Titus 2:14, ia menandaskan bahwa perhatian Gereja kepada cara-cara agar orang bisa lahir baru harus diimbangi dengan perhatian kepada cara-cara agar orang Kristen bisa rajin berbuat baik. Doktrin keterlibatan Kristiani untuk berbuat baik dalam berbagai bidang kehidupan tak boleh kurang ditekankan Gereja dibanding dengan doktrin keselamatan dan penginjilan.

Yulius Tandyanto menyoroti konsep tak utuh tentang lahir baru yang menekankan aspek spiritual secara overdosis, tetapi gagap menautkannya dalam kehidupan material. Ia menyatakan bahwa nasihat “janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia” (Rm. 12:2) tak boleh dimaknai sebagai keterpisahan dengan kehidupan nyata untuk berpusat hanya pada kehidupan agama. Sebaliknya, kesalehan pribadi harus saling melengkapi dengan keikutsertaan dalam menangani permasalahan bangsa.

Victor Samuel menunjukkan dampak dari gagap menautkan konsep dan pengalaman lahir baru dalam kehidupan material itu. Empat dari lima provinsi termiskin di Indonesia berpenduduk mayoritas Kristen! Ini terjadi karena banyak orang Kristen gagal meradiasikan kelahiran barunya di tengah masyarakat. Banyak pula yang terjebak dalam kekristenan simbolis belaka: masih rajin ke gereja tapi hidup jauh dari nilai-nilai Kristiani. Cara mengatasinya tak lain dari kembali kepada konsep lahir baru yang utuh.

Akhirnya, nubuat Alkitab tentang bumi yang baru diargumenkan Ricky Prijaya sebagai dasar kuat bagi kiprah kaum lahir baru di tengah masyarakat. Kelak, kala Kristus datang kembali, Ia akan menggelar bumi baru yang pulih dari ketidakadilan, kemiskinan, penyakit, dan hal buruk lainnya. Jadi, sekarang ini umat Kristen punya tugas untuk berjuang menanggulangi semua itu dan dengan demikian memberi masyarakat suatu “cuplikan” mengenai keadaan bumi yang baru.

Seluruh rentetan ide di atas membawa kita merenungkan ulang makna lahir baru dan bagaimana lahir baru seharusnya berdampak. Tahun baru sudah terbit dan sudah mulai kita tempuh. Sepanjang hari-harinya, mari kita pastikan lahir baru kita mengerjakan sesuatu yang baik bagi bangsa yang kita kasihi ini.

Selamat tahun baru dan selamat ber-UBI.

Kuncen Kombi

2 thoughts on “Baru dan Berdampak

  1. riris e

    Kelahiran baru bisa dirasakan oleh orang yang ada di sekeliling si petobat. Dan kelahiran baru yang sesungguhnya sudah pasti memberikan dampak positif, jika terus mau mengalami pembaruan budi selaras dengan karya Tuhan.

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *