Menjotos Mitos

Salam sejahtera di bulan sebelas 2013, Sidang Pembaca!

Bukan hanya masyarakat luas, kalangan Kristen luas pun tidak imun terhadap mitos, yakni hal-hal yang keliru atau setengah-keliru namun dikira benar. Sejarah Gereja bersaksi tentang kenyataan ini sejak era lalu hingga kini sambil bertutur pula tentang sosok-sosok pembaharu yang bangkit “menjotos” mitos-mitos. Maka kita mengenal tokoh seperti Martin Luther yang tampil di latar Gereja Eropa Barat abad pertengahan dan meluruskan beberapa kekeliruan yang dipercayai orang Kristen sezamannya.

Mengikuti kiprah tokoh seperti Luther, bulan ini Komunitas Ubi (Kombi) menurunkan lima tulisan untuk menjotos beberapa mitos yang beredar di kalangan Kristen mutakhir. Secara khusus mitos-mitos yang dipilih sebagai sasaran jotosan adalah yang menghambat peran umat Kristen di tengah masyarakat, bangsa, dan dunia. “Alat” penjotosnya tak lain dari argumen-argumen yang ditumpukan pada Alkitab dan akal sehat. Lima peladang melayangkan lima jotosan.

Mitos “hamba Tuhan” menganggapkan bahwa yang disebut “hamba Tuhan” hanyalah mereka yang berprofesi sebagai rohaniwan. Akibat mitos ini banyak orang Kristen yang berprofesi non-rohaniwan mengira bahwa kesalehan dalam berkarya bukanlah tuntutan baginya atau bahwa profesinya tidak/kurang menyukakan Tuhan. Vicky Aruan menjotos mitos ini dengan asas Alkitab “Kristus adalah tuan dan kamu [setiap orang Kristen] hamba-Nya.”

Mitos “rohani lebih mulia daripada sekuler” menganggapkan bahwa hal-hal yang bersifat rohani lebih patut dikejar oleh orang Kristen daripada hal-hal yang bersifat sekuler. Akibat mitos ini banyak orang Kristen mengira bahwa hal-hal sekuler kurang/tidak layak ditekuni karena tidak sepenting hal-hal rohani atau “tidak bernilai kekal.” Ricky Prijaya menjotos mitos itu dengan asas Alkitab “apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Mitos “penginjilan adalah tujuan hidup” menganggapkan bahwa apa pun pekerjaan kita ujung-ujungnya harus bisa “memenangkan jiwa” bagi Kristus. Akibat mitos ini banyak orang Kristen mengira bahwa profesi apa pun hanyalah mimbar atau sarana untuk “menjala manusia,” bukan sesuatu yang harus dikelola dan dikembangkan bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama. Bunga Siagian menjotos mitos ini dengan asas Alkitab “jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”

Mitos “dengan sendirinya” menganggapkan bahwa pertobatan orang per orang secara otomatis akan mengubah masyarakat menjadi lebih baik. Akibat mitos ini banyak orang Kristen enggan berkecimpung dalam berbagai perjuangan sosial karena mengira bahwa segala usaha kristiani haruslah dikerahkan untuk menyasar pertobatan pribadi-pribadi belaka. S.P. Tumanggor menjotos mitos ini dengan asas Alkitab “mereka yang sudah percaya kepada Allah [harus] sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik … dan berguna bagi manusia.”

Mitos “tak usah berbuat apa-apa karena dunia memang akan makin buruk” menganggapkan bahwa orang Kristen tidak perlu repot-repot berikhtiar memperbaiki keadaan dunia karena Alkitab sudah menubuatkan memburuknya keadaan dunia menjelang Kristus datang kembali. Akibat mitos ini banyak orang Kristen mengira bahwa keterlibatan di berbagai area kehidupan (di luar kegiatan agamawi) tidaklah penting. Viona Wijaya menjotos mitos ini dengan asas Alkitab “berjalan berkeliling sambil berbuat baik” yang diteladankan Kristus sendiri.

Selain kelima mitos di atas tentunya masih ada mitos-mitos lain yang merintangi peran umat Kristen di tengah masyarakat, bangsa, dunia. Menjotos mitos-mitos itu akan senantiasa jadi kebutuhan pokok jika kita ingin hidup baik, benar, dan bernas sesuai dengan kehendak Tuhan yang diungkapkan dalam Alkitab. Biarlah tiap-tiap zaman umat Kristen selalu memegang Alkitab, pedoman hidupnya, secara erat (dan arif), selalu waspada terhadap mitos, dan selalu sigap melayangkan jotosan manakala mitos-mitos muncul.

Selamat ber-Ubi.

Penjenang Kombi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *