Salam sejahtera di bulan dua 2013, Sidang Pembaca!
Pernahkah Anda merasakan kegembiraan yang luar biasa sewaktu perbuatan atau hasil karya Anda diapresiasi alias dihargai orang? Pernahkah Anda merasa bersemangat dan tergerak untuk berbuat lebih baik lagi atau untuk terus berkarya akibat apresiasi alias penghargaan macam itu? Kemungkinan besar Anda pernah.
Apresiasi atau penghargaan memang merupakan pemacu gairah kerja, dan gairah kerja merupakan pemacu kemajuan di segala sektor kehidupan. Menyadari hal itu, lewat berkas tulisan bulan ini, Komunitas Ubi (Kombi) menandaskan pentingnya pengembangan iklim dan budaya apresiasi yang baik di Indonesia—demi kemajuan yang meretas ketertinggalan atau kejumudan di berbagai bidang. Lima peladang bicara tentang apresiasi dan tentang kemajuan.
Viona Wijaya mengungkap sikap pelit-apresiasi orang Indonesia terhadap hasil karya anak bangsa sendiri. Sikap ini tentu saja dapat dan telah melemahkan semangat banyak orang yang sudah, sedang, atau hendak berkarya demi kemajuan bangsa. Salah satu cara manjur untuk mengatasinya adalah dengan membenahi sistem pendidikan kita sehingga di sekolah-sekolah tersedia ruang tumbuh bagi budaya apresiasi.
Nevi Tambunan menuturkan bagaimana penghargaan berupa pujian mampu membangkitkan rasa percaya diri anak. Di masa kini, rasa percaya diri itu sangat dibutuhkan orang Indonesia untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain, berinovasi, dan berani melakukan terobosan untuk masalah-masalah yang pelik. Dengan demikian, apresiasi kepada anak pada hakikatnya merupakan investasi besar bagi masa depan bangsa.
Bunga Siagian membeberkan kurangnya apresiasi terhadap para atlet Indonesia, khususnya setelah masa prima mereka lewat. Ini ironis, sebab para atlet sudah begitu sering mengharumkan nama bangsa melalui segala pencapaian mereka di arena olahraga. Jika negara serius mengapresiasi mereka, banyak anak bangsa tak akan ragu memasuki profesi atlet—sesuai dengan bakat masing-masing—dan berkinerja sebaik-baiknya. Ini sudah pasti akan lebih lagi mengharumkan nama bangsa.
Di zaman canggih kini, para ilmuwan memiliki peran istimewa untuk memajukan bangsa via perambahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sayangnya, penghargaan yang minim di dalam negeri telah memaksa para ilmuwan Indonesia pergi bekerja di negeri-negeri lain yang sungguh-sungguh mengapresiasi kiprah dan karya mereka. Sebab itu Victor Samuel mengumandangkan seruan untuk memulangkan para ilmuwan kita dengan penghargaan yang layak.
Bangsa maju seperti AS jadi kenamaan dan berpengaruh di dunia lantaran industri kreatif yang sangat ditunjang oleh iklim apresiasi-karya yang sehat. Sekiranya orang Indonesia mau serius berupaya membentuk iklim serupa, roda-roda industri kreatif di tanah air akan berputar lancar menuju kemashuran bangsa. Hal ini diargumenkan S.P. Tumanggor secara apik dengan mengambil studi kasus dari industri perkomikan AS.
Demikianlah hal se-“sederhana” apresiasi ternyata sangat penting bagi semarak dan kejayaan bangsa. Kombi sangat berharap agar rangkaian tulisan bulan ini lebih lagi menjernihkan hal tersebut bagi Anda serta meyakinkan Anda bahwa bicara tentang apresiasi memang berarti bicara tentang kemajuan.
Selamat ber-Ubi.
Penjenang Kombi
Reblogged this on jejak perjuangan.
Pemindahan komentar dari
Paul Septinus Sagajinpoula | paul_septinus@yahoo.com
pada 2013/02/19 pukul 10:10
“tulisan2 yg inspiratif dan mencerahkan. Salam dari Padang teman2 Kombi. :D”
Pemindahan balasan komentar kepada Paul Septinus Sagajinpoula dari
kuncenkombi | komunitasubi@gmail.com
pada 2013/02/28 pukul 09:10
“Terima kasih atas apresiasinya. :)”
Pemindahan komentar dari
morentalisa | alisaluvjc@yahoo.com
pada 2013/02/26 pukul 10:52
“Tema yang menarik, tulisan-tulisan yang bagus. Tetap semangat kawan-kawan 🙂
*satu langkah konkrit untuk mendorong budaya apresiasi :)”
Pemindahan balasan komentar kepada morentalisa dari
kuncenkombi | komunitasubi@gmail.com
pada 2013/02/28 pukul 09:09
“Terima kasih atas apresiasinya. :)”