Aksi Membuat Bacaan—di Tengah Rendahnya Minat Baca

Oleh Rudy Tjandra

Selamat ulang tahun yang kedua, Komunitas Ubi (Kombi)!

Dua kali 52 minggu Kombi telah beredar di jagat maya. Segala usaha dilakukan guna menyajikan bacaan (alias tulisan) bermutu nan baik dan penuh guna. Harapan Kombi tak lain dan tak bukan agar kekristenan turut menyumbangkan hal-hal baik bagi keindonesiaan.

Dalam dua tahun usianya, banyak alasan Kombi untuk bersyukur kepada Allah. Pertama, karena rata-rata 240 pengunjung1 singgah melihat-lihat tulisan di ladang (blog) Kombi setiap bulan. Kedua, karena total 17.573 tulisan yang dilihat-lihat2 sejak Kombi terlahir di jagat ini. Ketiga, karena Jalar, jurnal Kombi, telah diluncurkan edisi pertamanya—dan segera disusul edisi keduanya.

Namun, masih ada pula hal-hal yang patut disayangkan, misalnya jumlah rata-rata 240 pengunjung per bulan itu tentu saja tidak sebanding dengan jumlah keseluruhan calon pembaca yang mendapat informasi tentang Kombi lewat berbagai promosi. Apalagi kalau dibandingkan dengan jumlah orang Indonesia (Kristen) yang celik internet!

Memang sebagian besar penduduk Indonesia lebih senang menghabiskan waktu dengan berdaring, bermain, atau menonton. Hanya segelintir orang yang tertarik melewatkan waktu dengan bacaan. Baru-baru ini UNESCO menemukan bahwa 0,001% orang Indonesia yang senang membaca.3 Survei BPS pun menegaskan hanya 17,66% penduduk Indonesia yang membaca surat kabar atau majalah.4 Bagaimana pula dengan membaca buku?

Di tengah kondisi seperti itu, Kombi benar-benar melancarkan aksi dengan bertekun membuat bacaan. Apalagi ide-ide unik nan segar yang Kombi tawarkan tidaklah sepopuler, misalnya, bahan perenungan pribadi yang beredar di kalangan Kristen. Mudah saja bagi Kombi untuk menuruti selera populer, bahkan menghentikan aksi. Namun, Kombi memilih untuk tidak patah asa dan terus beraksi mengejawantahkan misi menyumbang ide-ide yang bersifat menyemangati, mencerahi, atau mengoreksi bagi bangsa dan Gereja—melalui bacaan, yakni tulisan.

Hal ini serupa dengan aksi seorang tokoh bangsa, Kwik Kian Gie. Sewaktu menjadi Menteri Koordinator Ekonomi (1999-2000) dan Menteri Pembangunan Nasional (2001-2004), ia konsisten pula menulis esai di harian Kompas. Esai atau tulisannya berisi ide, opini, atau kritik seputar bantuan luar negeri, kebijakan politik dan ekonomi, kemandirian ekonomi Indonesia, dll. Ada saja orang yang tidak senang dengan tulisannya, Namun, ia memilih untuk terus menulis.

Usaha Kwik menuliskan esai-esai untuk membuka cakrawala dan memberikan dasar pikiran mengenai perekonomian di Indonesia bukanlah usaha menjaring angin. Sekarang tulisan-tulisannya telah diterbitkan kembali dalam bentuk buku dwi-tunggal oleh Penerbit Buku Kompas. Saat ini, selain membaktikan diri di jagat pendidikan, Kwik masih tetap menulis di berbagai media.

Seperti Kwik Kian Gie, Kombi pun konsisten menulis lewat media blog. Lingkup bahasan tulisannya terbingkai oleh acuan kekristenan dan keindonesiaan. Mungkin ada saja orang yang kurang senang atau tak acuh kepada tulisan-tulisan Kombi. Namun, Kombi memilih untuk terus menulis.

Juga aksi Kombi untuk turut menyumbangkan hal-hal baik bagi Indonesia bukanlah usaha menjaring angin. Jalar edisi pertama telah terbit, dan edisi-edisi berikutnya direncanakan terbit tiap tahun sebagai rekam jejak bagi generasi kini dan nanti. Jadi, kiprah penulisan Kombi tidak hanya terbatas pada kekinian tetapi juga mewawas masa depan. Sasarannya agar bangkit generasi bangsa yang gemar membaca, menggagas ide unik, dan membuat bacaan (tulisan) pula sebagai sumbangan baik bagi dunia.

Ada harapan bahwa sampai 20 tahun lagi Kombi tetap teguh beraksi merekam jejaknya. Semoga harapan ini dapat mewujud dalam restu Tuhan alam semesta.

Selamat ulang tahun yang kedua, Kombi, dan selamat beraksi di tahun ketiga!

.

Rudy adalah seorang karyawan swasta yang tinggal di Bandung, Jawa Barat.

.

Catatan

1 Angka 240 adalah rata-rata pengunjung dari bulan Desember 2012 hingga Juni 2013 (1.679 pengunjung dibagi 7 bulan).

2 Per 9 Juni 2013 pukul 21:37 WIB.

“Minat Baca Rakyat Indonesia Masih Rendah” dalam situs beritasatu.com. <http://www.beritasatu.com/pendidikan/88536-minat-baca-rakyat-indonesia-masih-rendah.html>.

“Indikator Sosial Budaya” (tabel tahun 2012) dalam situs bps.go.id. <http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=27&notab=36>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *