Dialog

Komunitas Ubi   17 Februari 2016   Tak ada komentar pada Dialog

Salam sejahtera di bulan dua 2016, Sidang Pembaca!

Dialog, percakapan langsung antara dua atau beberapa pihak, sangat besar khasiatnya untuk merajut pengertian demi meraih tujuan bersama. Secara khusus, dialog antara pihak lebih atas dan pihak lebih bawah penting untuk memajukan dan memberhasilkan kegiatan, pekerjaan, atau kelembagaan yang sama-sama dikecimpungi oleh kedua belah pihak.

Bulan ini Komunitas Ubi (Kombi) ingin menunjukkan pentingnya dialog—istimewanya dialog pihak atas-pihak bawah yang sering juga disebut “dialog vertikal.” Lima peladang mengolah lima tulisan tentang khasiat besar dialog dalam konteks lima buah hubungan vertikal. Uniknya, karena bertemakan dialog, kelima tulisan itu digubah dalam bentuk dialog imajiner.

Dialog pemerintah-rakyat penting. Lewat dialog, ujar Victor Sihombing, kedua pihak dapat merembukkan harapan kesejahteraan yang ada di angan masing-masing. Pemerintah bisa mendapat masukan untuk membuat program-program yang lebih baik. Masyarakat pun jadi bisa memahami maksud pemerintah dan mendukungnya.

Dialog rohaniwan-jemaat penting. Dengan dialog, kata S.P. Tumanggor, kedua pihak dapat menata pemahaman dan langkah bersama dalam mengemban tugas Gereja, yakni menyaksikan kabar baik di dunia. Ketika isu-isu pribadi dan komunal dipercakapkan, pemecahan masalah atau titik temu didapatkan dan gerak umat untuk berkarya di segala sektor kemasyarakatan dimuluskan.

Dialog orang tua-anak penting. Oleh dialog, ungkap Lasma Panjaitan, kedua pihak dapat terbiasa menyampaikan, mendengarkan, dan menghargai pendapat sejak dari lembaga keluarga. Ini persiapan yang amat baik untuk terjun dan berkomunikasi secara cakap di tengah masyarakat guna memajukan berbagai bidang kehidupan.

Dialog guru-murid penting. Dengan dialog, kata Paul Sagajinpoula, kedua pihak dapat menciptakan atmosfer persahabatan yang akrab dan penuh kepercayaan di sekolah. Akibatnya, guru akan leluasa membagikan ilmu dan murid leluasa menyerap ilmu serta menjalani masa belajar dengan baik sehingga kelak bermanfaat bagi masyarakat.

Dialog atasan-bawahan penting. Lewat dialog, ujar Samsu Sempena, kedua pihak dapat menyelesaikan dan mencegah masalah di lingkungan kerja. Tanpa membudayakan dialog, perusahaan tidak akan berjalan lancar sehingga berdampak buruk kepada layanan masyarakat dan, karenanya, kesejahteraan orang banyak.

Nyatalah, Sidang Pembaca, bahwa dialog sama sekali bukan hal remeh. Ketiadaan dialog adalah sumbat bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Makin hari kita harus makin pandai berdialog, khususnya dalam hubungan-hubungan vertikal. Tujuannya tentu tak lain dari kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan dunia.

Selamat ber-Ubi.

Penjenang Kombi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *