Oleh Victor Sihombing
Ketika Olusegun Obasanjo menjadi presiden Nigeria pada tahun 1999, mungkin sekali banyak orang Kristen di negerinya yang berpikir bahwa Nigeria telah mendapatkan pemimpin yang tepat. Bagaimana tidak? Ia seorang Kristen saleh yang mengalami “lahir baru” saat dipenjarakan pemerintah (1993-1998).1 Maka ia di dalam Kristus “lebih daripada orang-orang yang menang” (Rom. 8:37) untuk memimpin negerinya kepada kejayaan, bukan?
Ternyata tidak juga. Obasanjo, pria kelahiran 1937 yang pernah menjadi penguasa militer di Nigeria (1976-1979), ternyata tidak melulu menang. Ya, ia menang pemilu pada tahun 1999 sehingga terpilih menjadi presiden dengan dukungan 62,6% suara rakyat, dan kemudian terpilih kembali di tahun 2003. Sebelum menjadi presiden, ia pun membawa kemenangan kepada demokrasi saat menyerahkan kepemimpinan militernya kepada warga sipil, alih-alih menjadi penguasa otoriter.2
Sebagai kepala negara, Obasanjo berusaha memperbaiki banyak hal di Nigeria. Ia memerangi korupsi dengan membuat lembaga anti korupsi dan undang-undang pemberantasan korupsi. Di bidang ekonomi, ia membuat Nigeria bisa membayar utang dan memiliki kas negara lebih banyak. Di bidang telekomunikasi, ia membuat Nigeria bisa meluncurkan satelit komunikasi ke luar angkasa.3 Semua itu adalah bentuk kemenangan-kemenangannya.
Tentunya segala kemenangan Obasanjo mudah saja dikaitkan dengan kesalehannya. Ia sudah “lahir baru” dan menjunjung Alkitab, tentulah ia seorang “pemenang”. Tak heran naiknya Obasanjo dipandang sebagai “tindakan Allah” oleh orang Kristen Nigeria, khususnya dari kalangan Pantekosta (yang berpengaruh besar di Nigeria). Mereka percaya bahwa Allah mempertahankan nyawanya di penjara supaya ia dapat tampil memimpin negerinya.4
Tetapi Obasanjo memang tak melulu menang. Ketika ia ingin berkuasa lagi setelah dua periode menjadi kepala negara, ia tidak berhasil—bahkan sesudah ia berusaha mengamandemen konstitusi Nigeria agar bisa terpilih kembali. Ia malah mendapat kritik dari berbagai pihak karena usahanya itu.5
Masa pemerintahan Obasanjo pun menunjukkan bahwa kemenangan-kemenangannya bersanding dengan ketidakmenangan. Korupsi masih merajalela di kalangan pejabat, terlepas dari usahanya memberantas korupsi. Walau ada perbaikan di bidang ekonomi, 70% rakyat Nigeria masih hidup di bawah garis kemiskinan. Obasanjo juga gagal memadamkan sengketa antaragama yang diperkirakan merenggut sepuluh ribu nyawa di tahun 1999-2003.6
Fakta-fakta itu menunjukkan bahwa orang Kristen, biarpun sudah “lahir baru”, tidak melulu menang dalam hidupnya. Di dunia tak sempurna yang menghadirkan berbagai masalah pelik ini “lebih daripada orang-orang yang menang” menunjuk kepada cara orang Kristen menghadapi dan mengatasi masalah apa pun dengan sikap yang tepat (misalnya mau belajar dari kesalahan, rendah hati, tetap beriman). Ini jelas berbeda dengan berpikir secara polos bahwa orang saleh akan melulu menang.
Jadi, kisah Obasanjo bisa menjadi bahan perenungan umat Kristen ketika merindukan lahirnya pemimpin-pemimpin politik yang baik dan berhasil dari kalangan Kristen. Selain cakap dan berpengetahuan dalam bidang pemerintahan dan kemasyarakatan, setiap orang Kristen yang terpanggil menjadi pejabat negara harus siap menghadapi ketidakmenangan atau ketidakberhasilan dalam karirnya—sambil memastikan bahwa ia selalu mengerjakan yang terbaik.
Di lain pihak, gereja-gereja dan komunitas Kristen sebaiknya juga menyokong para pejabat Kristen dengan kajian-kajian kristiani tentang realitas dunia pemerintahan (maknanya di mata Tuhan, tuntutannya, tantangannya, permasalahannya, dsb.). Dengan demikian, para pejabat Kristen menjadi pemimpin yang berkarya secara tepat guna tanpa terjebak dalam pikiran naif bahwa asalkan saleh pastilah menang.
Pada tahun 2007, dua pekan setelah meletakkan jabatan kepresidenan, Obasanjo mengambil kuliah pascasarjana dalam bidang teologi Kristen. Setelah lulus, ia mengambil studi doktoral di bidang yang sama dan menyelesaikannya pada tahun 2018. Ia juga terus terlibat dalam dunia politik dan berjuang bagi perbaikan Nigeria. Ia bahkan ikut serta dalam pembentukan partai African Democratic Congress pada tahun 2018.7
Di dalam Kristus, Olusegun Obasanjo “lebih daripada orang-orang yang menang”. Meski ada ketidakmenangan, ia tampaknya belajar darinya dan melangkah terus di jalan yang baik. Uniknya, nama “Olusegun” sendiri berarti “Tuhan menang”.8 Itu menjadi semacam kesaksian bagus bahwa Tuhan selalu menang tetapi manusia yang saleh sekalipun tidak melulu menang dalam hidupnya.
Victor Sihombing adalah seorang karyawan perusahaan konstruksi fasilitas industri yang bermukim di Depok, Jawa Barat.
Catatan
1 “Olusegun Obasanjo Biography” dalam situs The Famous People. <https://www.thefamouspeople.com/profiles/olu77797865gun-mathew-okiki7885la-2481.php>. “Lahir baru” adalah konsep kekristenan tentang pembaharuan hidup yang dialami seseorang saat ia memutuskan untuk beriman kepada Yesus. Ia pun harus meninggalkan dosa-dosanya dan mulai belajar mengikuti tuntunan Roh Kudus dalam keseharian hidupnya.
2 “Olusegun Obasanjo Biography”, The Famous People.
3 Samguine. “7 Reasons Why Olusegun Obasanjo Was The Best President Nigeria Ever Had – Opinion” dalam situs Nigerian Bulletin. <https://www.nigerianbulletin.com/threads/list-7-reasons-why-olusegun-obasanjo-was-the-best-president-nigeria-ever-had-opinion.189700/>.
4 Irene Becci, Marian Burchardt, José Casanova. Topographies of Faith: Religion in Urban Spaces. (International Studies in Religion and Society). Leiden: Koninklijke Brill NV, 2013, Hal. 217.
5 “Olusegun Obasanjo: President of Nigeria” dalam situs Encyclopaedia Britannica. <https://www.britannica.com/biography/Olusegun-Obasanjo>.
6 Dan Isaacs. “Profile: Olusegun Obasanjo” dalam situs BBC News. <http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/2645805.stm>.
7 “A Really Big Man On Campus” dalam situs The New York Times. <https://archive.nytimes.com/query.nytimes.com/gst/fullpage-9D0DEEDD163FF93AA35755C0A9619C8B63.html>; Abdur Rahman Alfa Shaban. “Ex Nigeria president Obasanjo attains PhD, 11 years after office” dalam situs Africa News. <http://www.africanews.com/2018/01/21/ex-nigeria-president-obasanjo-attains-phd-11-years-after-office/>. Dimeji Kayode-Adedeji. “2019: Obasanjo’s movement adopts political party” dalam situs Premium Times. <https://www.premiumtimesng.com/news/headlines/267988-breaking-2019-obasanjos-movement-adopts-political-party.html>.
8 “Olusegun Obasanjo Biography”, The Famous People.