Pelopor Muda dari Jawa

Oleh Helminton Sitanggang

Lahirnya Sumpah Pemuda tak lepas dari kepeloporan beberapa perkumpulan pemuda Nusantara di perempat pertama abad ke-20. Dua di antaranya adalah Jong Java dan Pemuda Kaum Betawi, yang sama-sama berasal dari Pulau Jawa. Kedua perkumpulan tersebut tak hanya terlibat dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda II di tahun 1928 tapi juga turut merintis jalan menuju kongres yang mengumandangkan Sumpah Pemuda itu.

Para anggota Jong Java dan Pemuda Kaum Betawi adalah pelopor-pelopor muda. Di usia yang masih muda, mereka dan rekan-rekan mereka dari perkumpulan-perkumpulan lain telah memelopori gerakan persatuan lintas daerah, suku, dan agama. Persatuan itu mengkristal dalam rumus Sumpah Pemuda, yang biasa diringkas jadi “satu nusa, satu bangsa, satu bahasa.”

Jong Java—awalnya bernama Tri Koro Dharmo—didirikan pada tahun 1915 oleh Raden Satiman Wirjo Sandjojo, Kadarman, dan Sunardi dengan tujuan mempersatukan pemuda dari daerah-daerah Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Jong Java menjadi pelopor berdirinya perkumpulan-perkumpulan pemuda lain yang berbasis kedaerahan,1 bahkan tempat mereka biasa berkumpul menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda II.2

Beberapa waktu kemudian, para pemuda Betawi yang semula tergabung dalam Jong Java atau Sekar Rukun (perkumpulan pemuda Sunda) ingin memiliki perkumpulan sendiri. Jadi, pada awal tahun 1927, Mohamad Tabrani mendirikan Pemuda Kaum Betawi, yang boleh digolongkan sebagai pelopor perkumpulan pemuda yang terbuka kepada semua suku (walah berbasis kedaerahan). Tak heran banyak anggota dan pengurusnya yang bukan orang Betawi asli.3

Gerakan persatuan yang dipelopori Jong Java, Pemuda Kaum Betawi, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya memuncak pada Kongres Pemuda II di tahun 1928. Konsisten sebagai pelopor muda, anggota-anggota Jong Java dan Pemuda Kaum Betawi terlibat langsung dalam kepanitiaan kongres. R.M. Djoko Marsaid mewakili Jong Java menjadi Wakil Ketua dan Mohammad Rochjani Su’ud mewakili Pemuda Kaum Betawi menjadi Pembantu V.4wd

Kongres itu sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia. Melaluinya perkumpulan-perkumpulan pemuda mengilhamkan persatuan kepada orang-orang Nusantara yang saat itu terkotak-kotak oleh daerah, suku, dan agama.

Ilham itu berujung pada persatuan bangsa-bangsa Nusantara menjadi bangsa Indonesia. Dan puncaknya adalah terbentuknya Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Itulah buah perjuangan para pelopor muda dari Jong Java, Pemuda Kaum Betawi, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya yang bisa dinikmati bangsa Indonesia hingga sekarang.

Para anggota Jong Java, Pemuda Kaum Betawi dan perkumpulan lainnya memang hebat. Di bawah pengawasan ketat penjajah, mereka tidak gentar sedikit pun menyelenggarakan rapat-rapat kebangsaan. Suatu kali, saat hendak digerebek polisi Belanda, mereka bersiasat mengubah rapat menjadi acara tari-menari. Lagu Indonesia Raya pun mereka siasati untuk diperdengarkan tanpa syair, yaitu dengan alat musik biola saja, agar kata “merdeka” tidak didengar oleh penjajah.5

Bercermin pada kiprah hebat Jong Java, Pemuda Kaum Betawi, dan perkumpulan-perkumpulan pemuda lain semasanya, kaum muda masa kini pun hendaknya menjadi pelopor muda yang berani dan cerdik. Dengan demikian kaum muda akan bisa mengatasi setiap tantangan dalam memelopori pencapaian besar di berbagai bidang—sains, seni budaya, politik, lingkungan, dll.

Dan sungguh baik jika kaum muda bergabung dalam bermacam perkumpulan/komunitas di bawah payung persatuan Indonesia—entah perkumpulan sosial, politik, olahraga, hobi, atau lainnya. Dalam segala perkumpulan/komunitas itu kaum muda bisa ditempa untuk menjadi berani, cerdik, dan berwawasan sebagai pelopor-pelopor prestasi. Jelas dampaknya akan besar sekali terhadap pembaharuan dan kemajuan bangsa.

Dulu bangsa-bangsa Nusantara bisa bersatu dalam Indonesia Raya berkat perjuangan para pelopor muda dari Jong Java, Pemuda Kaum Betawi, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya. Sekarang perjuangan para pelopor muda jugalah yang akan membawa Indonesia Raya melewati berbagai tantangan kepada kejayaan dan kesejahteraan.

 

Helminton Sitanggang adalah seorang pegawai BUMN di bidang pertambangan yang bermukim di DKI Jakarta.

 

Catatan

1 “Gerakan Pemuda: Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia), Sejarah Lengkap, Para Tokoh dan Tujuannya” dalam situs Afdhal Ilahi. < https://www.afdhalilahi.com/2016/11/gerakan-pemuda-tri-koro-dharmo-tiga.html>.

2 Asep Komarudin. “Bangsa Ini Sesungguhnya Didirikan Oleh ‘Pemuda’” dalam situs Sorot Indonesia. <http://sorotindonesia.com/bangsa-ini-sesungguhnya-didirikan-oleh-pemuda/>.

3 “Pemoeda Kaoem Betawi” dalam situs Wikipedia bahasa Indonesia. <https://id.wikipedia.org/wiki/Pemoeda_Kaoem_Betawi>.

4 Bung Fei. “Sejarah Sumpah Pemuda Serta Tokoh-Tokoh Yang Terlibat” dalam situs History of Cirebon. <https://www.historyofcirebon.id/2018/02/sejarah-sumpah-pemuda-serta-tokoh-tokoh.html>.

5 Ade Sulaeman. “5 Kisah Unik di Balik Sumpah Pemuda, saat Sekat-sekat Kedaerahan Mulai Dikikis” dalam situs Intisari. <http://intisari.grid.id/read/03101262/5-kisah-unik-di-balik-sumpah-pemuda-saat-sekat-sekat-kedaerahan-mulai-dikikis>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *