Metamorfosis

Salam sejahtera di bulan tiga 2016, Sidang Pembaca!

Dalam kekristenan, “lahir kembali” merupakan suatu gagasan dan ajaran yang penting. Yesus Kristus mengungkapkannya demikian ketika bersabda, “Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:7). Ia tidak berbicara tentang lahir secara fisik, tapi secara batin. Inilah hal supraalami yang berkaitan erat dengan Jumat Agung dan Paskah, sebab melalui kematian dan kebangkitan Kristus tersedia kuasa bagi kita untuk mati terhadap cara hidup lama yang berdosa dan bangkit bagi cara hidup baru yang baik dan benar.

Kelahiran kembali mendapatkan analogi yang indah di dunia serangga. Metamorfosis yang dialami serangga dapat menggambarkan perubahan “wujud” batin dari cara hidup lama kepada cara hidup baru. Jadi, untuk merayakan Jumat Agung dan Paskah, tujuh peladang Komunitas Ubi (Kombi) mengenang pengalaman masa kecil bersama serangga tertentu dan menjabarkan analogi apik antara serangga itu dengan hidup baru. Masing-masing peladang pun mengulas satu dari sekian banyak ayat Alkitab tentang metamorfosis batin.

Kelahiran kembali menghasilkan manusia baru dengan keadaan baru. Berdasarkan Kolose 3:10 dan metamorfosis capung, Stefani Krista menunjukkan bagaimana kehadiran manusia baru menandai adanya karya-karya baik, luhur, bersih yang bermanfaat bagi dunia. Berdasarkan Roma 7:6 dan metamorfosis kelekatu, Aronia Lola menunjukkan bagaimana manusia baru meninggalkan perbuatan-perbuatan “gelap” dan merangkul perbuatan-perbuatan “terang.”

Manusia baru memiliki hidup baru yang istimewa. Berdasarkan Roma 6:4 dan metamorfosis kumbang tanduk, Efraim Sitinjak menunjukkan bagaimana manusia baru memperoleh daya untuk melakukan hal-hal besar atas dasar iman, pengharapan, dan kasih. Berdasarkan Galatia 6:15 dan metamorfosis kunang-kunang, S.P. Tumanggor menunjukkan bagaimana citra ilahi pada manusia baru dipulihkan sehingga ia berdaya untuk melawan dosa dan mengerjakan kebaikan.

Manusia baru menghasilkan dan memperjuangkan kebaikan. Berdasarkan Efesus 4:22, 24 dan metamorfosis lebah, Bill Hayden menunjukkan bagaimana manusia baru membawa kemanisan berupa perbuatan-perbuatan yang benar dan kudus. Berdasarkan 1 Korintus 5:7 dan metamorfosis kerengga, Paul Sagajinpoula menunjukkan bagaimana manusia baru membangun dan mempertahankan hal-hal yang murni dan benar di berbagai bidang kehidupan.

Manusia baru hasil kelahiran kembali sangat dibutuhkan dunia. Berdasarkan 1 Korintus 5:17 dan metamorfosis kupu-kupu, Melissa Chen menunjukkan bagaimana manusia baru tidak lagi merugikan tapi justru berguna bagi sesama. Ia membantu tumbuhnya hal-hal yang positif di tengah masyarakat dan memancarkan suatu kadar keindahan dari tabiat barunya. Lewat iman kepada Kristus yang mengalahkan maut, tabiatnya bisa berubah sedrastis ulat berubah menjadi kupu-kupu.

Kita sungguh bersyukur, Sidang Pembaca, karena Paskah dan Jumat Agung menyediakan jalan keberdayaan bagi manusia untuk mengatasi kuasa dosa dan untuk mengerjakan hal-hal baik yang menyukakan Allah dan yang bermanfaat bagi sesama dan alam ciptaan. Maka sambil berduka sekaligus bersuka mengenang penderitaan dan kemenangan Kristus, kita camkanlah sabda-Nya, “Kamu harus dilahirkan kembali,” yang artinya kira-kira sama dengan “kamu harus bermetamorfosis batin.”

Selamat Jumat Agung-Paskah dan selamat ber-Ubi.

Penjenang Kombi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *