Sepi. Kata ini rasanya tepat untuk menggambarkan dunia perbukuan Kristen di Indonesia. Perpustakaan gereja sepi pengunjung. Toko buku Kristen sepi pengunjung (yang hendak membeli buku, bukan aksesoris). Rak-raknya pun tidak diramaikan oleh beragam buku Kristen berbobot karya para penulis Kristen Indonesia sendiri—buku-buku yang merupakan bacaan serius untuk mendewasakan umat Kristen.
Sedasawarsa lalu Karel Saragih, ketua Lembaga Literatur Kristen, berujar, “Memang, [minat baca orang Kristen] agak rendah. [Itu terjadi] karena motivasi membaca yang kurang.”1 Hari ini situasinya belum berubah juga. Menyelami bacaan kristiani, khususnya yang menuntut olah pikiran, bukanlah kegiatan yang digandrungi kebanyakan orang Kristen Indonesia—termasuk yang mengenyam pendidikan tinggi.
Bacaan kristiani serius, yakni bacaan kristiani yang mendalami dan memaparkan ide-ide Alkitab secara cerdas dan arif, cenderung dijauhi dan dianggap “berat”. Alhasil yang didekati dan digandrungi adalah bacaan kristiani tak berbobot, yang mudah disantap bak makanan cepat saji tetapi selalu kalah gizi dari bacaan kristiani serius.
Bacaan tak berbobot itu bisa beragam sajiannya, dari cerita pengalaman, renungan harian, kumpulan khotbah, bahkan sampai uraian doktrin. Tentu saja semua sajian ini bisa sangat baik, berguna, dan berbobot untuk mendewasakan umat, asalkan dituliskan secara cerdas, kreatif, dan arif. Ketika tidak dituliskan secara demikian, yang tersaji bisa jadi hanya kedangkalan atau kepicikan atau malah kesesatan.
Bacaan kristiani tak berbobot juga ditandai oleh sempitnya wawasan dan ketidakmandirian berpikir. Ide atau topik yang dibahas itu-itu saja. Beberapa bacaan hanya berisi hal-hal sensasional yang sulit dibuktikan kebenarannya (seperti pengalaman spiritual naik ke surga) atau hal-hal yang enak didengar lantaran hanya dibahas dari satu sisi (seperti ajaran bahwa kita, selaku umat Allah, haruslah sukses, kaya, sehat).
Tak demikian dengan bacaan kristiani serius. Bacaan seperti ini mengajak kita menjelajahi kekayaan ide Alkitab dalam beragam topik dan aspek. Mulai dari hal-hal “sederhana” dan bersifat pribadi (seperti saat teduh dan relasi dengan lawan jenis) hingga hal-hal pelik dan bercakupan luas (seperti isu sosial dan hukum). Lewat bacaan kristiani serius, kita dirangsang untuk mengolah pikiran selaras dengan Alkitab.
Proses olah pikir itu penting. Walau bisa terasa berat, ia meluaskan wawasan kristiani kita dan melatih kita berpikir mandiri secara alkitabiah. Pikiran kita pun lama kelamaan bertumbuh menjadi dewasa. Karena itu umat Kristen, apalagi yang berpendidikan, perlu menyantap bacaan kristiani serius agar mendewasa. Kita akan dibantunya berkarya di segala bidang dengan semangat dan landasan alkitabiah.
Kehadiran umat Kristen yang dewasa diperlukan di dunia. Mereka ini tidak mudah dibodohi oleh pemikiran yang sempit atau sibuk bertengkar karena masalah-masalah sepele. Mereka juga tidak sombong atau picik karena memiliki pengetahuan. Kedewasaan menjadikan mereka produktif karena berwawasan luas dan berpikiran mandiri. Mereka bisa memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang berguna bagi masyarakat dan dunia.
Jadi, mari kita mulai serius dengan bacaan kristiani serius. Pilah-pilahlah bacaan kristiani kita. Waspadai dan hindari bacaan yang picik atau dangkal. Sukai dan cari bacaan yang menjelaskan ide-ide Alkitab secara cerdas, kreatif, dan arif. Kerja sama yang cantik antara penerbit dan penulis Kristen tentu saja diperlukan. Mereka harus mengisi dan meramaikan toko-toko buku (Kristen) dengan buku-buku kristiani berbobot.
Gereja harus ikut terlibat dengan menggalakkan program-program yang menumbuhkan minat baca. Perpustakaan gereja patut diisi bacaan-bacaan kristiani bermutu. Situs-situs internet yang menyediakan bacaan kristiani serius pun harus diperbanyak. Dengan demikian, makin besarlah peluang umat untuk menemukan bacaan yang mendewasakannya.
Dunia perbukuan Kristen yang ramai oleh buku-buku kristiani berbobot adalah tanda baik bagi Gereja dan masyarakat. Ketika bacaan serius itu mendewasakan umat, menjadikannya berwawasan luas dan berpikir mandiri secara alkitabiah, umat tidak akan sepi karya baik di tengah masyarakat.
Victor Sihombing adalah seorang karyawan perusahaan konstruksi fasilitas industri yang bermukim di Depok, Jawa Barat.
Catatan
1 Paul Makugoru. “Mendongkrak Minat Baca dan Tulis” dalam majalah Reformata terbitan 16-30.10.2006.