Salam sejahtera di bulan dua 2012, Sidang Pembaca!
Cinta adalah hal yang penting bagi kaum muda, dan kaum muda adalah hal yang penting bagi Gereja dan bangsa. Karenanya, Gereja dan bangsa tidak bisa tidak memberi perhatian kepada kesehatan percintaan kaum mudanya. Terlebih lagi karena cinta adalah modal kaum muda untuk membangun keluarga, dan keluarga adalah modal kekuatan Gereja dan bangsa.
Menyadari fakta itu, Komunitas UBI mengangkat beberapa ide yang berfaedah untuk membangun percintaan sehat. Empat peladang (penulis), dengan hati takjub akan semarak cinta, turun tangan dan menyuratkan buah pikirnya.
Jatuh hati terkadang jadi pengalaman menakutkan bagi muda-mudi yang saleh. Anehnya, justru kesalehan itulah yang menggiring mereka kepada ketakutan. Mereka khawatir cinta kepada lawan jenis akan merintangi pelayanan kepada Tuhan. Viona Wijaya mencoba mencermati fenomena itu sembari menyerukan, “Anak muda Nasrani, jangan takut jatuh cinta!”
Larut dalam cinta dapat menimbulkan masalah sendiri. Karena cinta secara kodrat memang dekat dengan nafsu, kawula muda bisa saja terjerumus kepada hal-hal yang tidak kudus/suci. Monalisa Malelak membahas hal ini, secara khusus pada aspek rayuan muda-mudi, dengan mengimbau agar pembicaraan percintaan selalu terarah kepada kekudusan.
Dan meski percintaan yang sehat harus menyasar pernikahan, tak semua hubungan asmara bermuara di situ. Peluang putus cinta selalu ada, bahkan ketika muda-mudi menjalankan hubungan asmaranya secara bertanggung jawab. Efraim Sitinjak membicarakan kenyataan ini seraya menganjurkan untuk mengakhiri percintaan (yang memang harus berakhir) dengan indah.
Bicara soal pernikahan sebagai sasaran percintaan, suatu ibarat tentang ketupat ternyata bisa menggambarkan dengan indah seluk-beluk jalinan cinta muda-mudi dalam pernikahan yang sampai “maut memisahkan kita.” S.P. Tumanggor menguraikan peribaratan itu sambil menunjukkan kesesuaiannya dengan ide-ide Alkitab.
Cinta memang karunia Allah yang ajaib dan semarak. Muda-mudi yang menikmatinya secara sehat akan berbahagia, dan dengan demikian membahagiakan Gereja dan bangsa.
Selamat ber-UBI.
Kuncen Kombi