Salam di bulan sebelas 2017, Sidang Pembaca!
Sejarah panjang kekristenan di bumi ditandai oleh pembaharuan-pembaharuan iman yang terkadang dikerjakan Allah secara aneh. Salah satunya adalah pembaharuan iman Eropa di abad ke-5 sampai ke-8 lewat para rahib-pengembara asal Eire—nama asli “Irlandia” (Ing.: Ireland = Eire Land). Mereka ini membawa obor iman dan ilmu ke Eropa daratan yang menggelap pasca keruntuhan Kekaisaran Romawi.
Jika diukur dari bentuk-bentuk kekristenan yang kita kenal hari ini, penampilan dan cara hidup para rahib Eire akan tampak ganjil. Mereka biasa mengenakan jubah putih dan membotaki ubun-ubun kepala. Mereka hidup di biara, senang bertapa, dan menerapkan disiplin rohani yang keras. Namun, Allah memakai mereka dan ketulusan mereka untuk menyelamatkan peradaban Eropa. Bulan ini lima sosok mereka ditampilkan dalam tulisan empat peladang Komunitas Ubi (Kombi).
Mengembara ke Breuil, Perancis, Fiachra membawa kesaksian Injil dan pengetahuan tentang tanam-tanaman. Sering digambarkan sebagai pria tua yang membawa sekop, ia melayani orang banyak dengan tangannya sendiri dan terkadang menyembuhkan orang sakit secara ajaib. Herdiana Situmorang menyebutnya “penyemai belas kasihan di Eropa”.
Mengembara ke Nivelles, Belgia, Faelan meninggalkan kenikmatan yang bisa diperolehnya selaku keturunan bangsawan. Sering digambarkan dengan mahkota di kakinya, ia giat melayani Allah hingga mati di hutan dalam sergapan para perampok. Victor Sihombing menyebutnya “mengabaikan kehormatan dunia dan memberi Eropa kehormatan”.
Mengembara ke Luss, Skotlandia, Kessog memasuki wilayah berbahaya yang dicabik oleh perang. Sering digambarkan sebagai seorang prajurit, ia menyiarkan Injil dengan mental baja kepada penduduk di hutan-hutan, bukit-bukit, dan lembah-lembah. Stefani Krista menyebutnya “pejuang iman yang pemberani di Eropa”.
Mengembara di Eropa daratan, Columban dan Gallen mendirikan dua biara terkemuka yang menjadi pusat iman dan ilmu, masing-masing di Italia dan Swiss. Sering digambarkan bersama binatang liar yang jadi tak berbahaya di dekat mereka, keduanya dipakai Allah untuk menaklukkan marabahaya demi pembaharuan iman di Eropa. S.P. Tumanggor menyebut mereka “penjinak serigala dan beruang Eropa”.
Para rahib Eire di masa silam mengajari kita, umat Kristen masa kini, tentang komitmen teguh kepada Kristus. Kekristenan mereka (biasa disebut “kekristenan Kelt”, sebab orang Eire tergolong orang Kelt) mengajari kita untuk menerima kekristenan dalam konteks budaya kita. Menilik riwayat mereka, kita bisa mengapresiasi cara-cara Allah yang sering tak terjangkau pikiran (dan selera) kita dalam mengerjakan maksud-maksud-Nya.
Salut untuk para pengembara dan pembaharu iman dari Eire!
Selamat ber-Ubi.
Komunitas Ubi