Oleh Viona Wijaya Pria tua itu melangkahkan kakinya menyusuri jalanan Kota Yerusalem menuju Bait Allah. Warga mengenal namanya, Simeon, seorang saleh yang menantikan penghiburan bagi bangsa Israel.1 Hari itu Roh Kudus menggerakkannya untuk pergi ke Bait Allah. Hatinya menerka-nerka apa yang hendak dinyatakan Allah kepadanya. Setibanya di Bait Allah, Simeon… Read more »
Oleh Viona Wijaya Gaji tinggi, fasilitas baik, karir lancar—itulah yang dikejar kebanyakan kita saat bekerja. Pekerjaan yang tak mampu menyediakan hal-hal tersebut biasanya jarang dilirik (meski pekerjaan itu penting bagi kemajuan negeri) dan dicap “tak bonafit.” Orang yang memilihnya sering kali dicemooh, dianggap bodoh, atau terlalu idealis. Hari ini visi… Read more »
Oleh Viona Wijaya Belakangan ini saya merasa menu tayangan televisi Indonesia sangat menjemukan. Sinetron-sinetron ceritanya tak keruan, siaran-siaran berita begitu sarat kepentingan, dan acara-acara realitas (reality show) kelihatan sekali sudah diskenariokan sebelumnya. Kegiatan menonton televisi jadi sulit saya nikmati. Saya cukup lega ketika tahu bahwa bukan saya saja yang merasa… Read more »
Oleh Viona Wijaya Kesenioran dapat kita jumpai hampir di segala jenis perkumpulan. Umur, “jam terbang,” serta jabatan adalah beberapa faktor yang menentukan kesenioran seseorang. Pada umumnya makin tua umur, makin panjang “jam terbang”, serta makin tinggi jabatan akan membuat seseorang dipandang makin senior. Kesenioran di kalangan Kristiani tentu sudah kita… Read more »
Oleh Viona Wijaya Telepon genggam saya berbunyi. Nada deringnya mengabari saya bahwa ada surat elektronik (surel) yang baru masuk. Jantung saya berpacu lebih cepat setelah melihat nama pengirim surel tersebut. Surel itu dikirim oleh penyunting tulisan Komunitas Ubi (Kombi). Pengalaman itu saya alami hampir setiap bulan sejak Maret 2011, sejak… Read more »
Oleh Viona Wijaya “Indonesia adalah bangsa yang plural.” Demikian ujar guru kami saat pelajaran Kewarganegaraan di SMP. Murid-murid di kelas kami, hampir semua berkulit kuning dan bermata sipit (tak terkecuali saya), mencatat perkataannya tanpa merasa perlu bertanya. Keragaman suku bangsa di Indonesia dapat kami lihat di buku pelajaran. Ada yang… Read more »
Oleh Viona Wijaya Sekelompok mahasiswa, terdiri dari empat lima orang, tampak asyik membahas suatu topik. Alkitab terbuka di hadapan mereka. Satu demi satu mengemukakan pendapat tanpa sungkan. Di lorong kampus, tempat makan, rumah kos, pemandangan ini makin mudah kita jumpai: pemuridan di kalangan mahasiswa Kristen! Kelompok-kelompok kecil ini mencontoh apa… Read more »
Oleh Viona Wijaya Ini bukan judul sinetron, melainkan suatu fenomena di kalangan anak muda Kristen. Di antara muda-mudi Kristen yang “saleh,” sindrom takut jatuh cinta rupanya sering muncul. Label “saleh” di sini diberikan kepada muda-mudi yang berusaha agar hidupnya berpadanan dengan Firman Allah. Mereka mudah ditemui di gereja, kampus, dsb… Read more »
Oleh Viona Wijaya Di bulan Desember, nuansa Natal mulai menyelimuti umat Nasrani Indonesia. Banyak hal biasa dipersiapkan menjelang hari peringatan kelahiran Kristus itu. Di gereja kami, urusan mengenai pohon Natal pasti tertera di agenda panitia. Ukuran, jenis hiasan, sampai warna lampu yang akan digunakan selalu dipikirkan matang-matang. Sekali waktu, pernah… Read more »
Oleh Viona Wijaya Tanpa buang banyak waktu, bos sebuah pabrik besar itu mengeluarkan selembar cek. Tangannya menulis cepat, tanpa ragu. Tampak delapan angka berderet, nolnya ada enam—angka yang fantastis! Cek disobek dari bukunya kemudian diserahkan kepada orang yang sejak tadi menantikannya. Si penerima cek menatap angka yang tertera dalam lembaran… Read more »