Salam sejahtera di bulan dua belas 2011, Sidang Pembaca!
Dua ribu tahun lebih telah berlalu sejak maklumat-Natal malaikat bergaung di Padang Efrata: “Sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” Seperti para gembala yang mula-mula menyimaknya, umat Kristen sepanjang segala zaman pun takjub dan terpesona oleh kalimat indah tersebut. Maka setiap masa raya Natal tiba, gereja-gereja dengan penuh sukacita mengumandangkan ulang pengumuman agung itu.
Kabar kelahiran Sang Juruselamat memang kabar “kesukaan besar,” dan “kesukaan besar” ini diperuntukkan bagi “seluruh bangsa”—artinya, termasuk bangsa Indonesia. Empat peladang, yakni penulis, mencoba menelaah aspek-aspek luas dari ide “kebangsaan” Natal dan menyajikannya dalam empat tulisan.
Monica Nirmala mengungkapkan bahwa damai sejahtera yang dibawa Kristus harus dibawa pula oleh umat Nasrani dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa. Caranya adalah dengan mengupayakan tegaknya kebenaran dan keadilan—dua ciri pemerintahan Kristus, Sang Raja Damai—dalam setiap sendi kehidupan.
S.P. Tumanggor mengangkat eksotisme bonet kelahiran anak bangsawan di kalangan suku Dawan, Timor, dan mengaitkannya dengan kelahiran Anak Allah. Analogi pandan wangi yang dipaparkannya menjelaskan bahwa orang Kristen harus menjunjung tinggi baik sosok Kristus maupun nilai-nilai yang Kristus bawa bagi dunia dan masyarakat luas.
Selanjutnya, pohon Natal dan pohon sesawi memberi umat Nasrani pelajaran penting ketika Viona Wijaya menguraikan dan membandingkan hal-hal yang dilambangkan oleh keduanya. Meski Natal kerap dirayakan dengan pohon Natal dalam ruangan, semangat pohon sesawi yang tumbuh di luar ruangan harus dimiliki umat Nasrani agar makna Natal tersalurkan kepada masyarakat luas.
Sebagai penutup, pentingnya suatu “telinga Natal” dikemukakan Nevi Tambunan berdasarkan kisah para tokoh Natal yang mau memperhatikan suara Allah via malaikat. Jika orang Kristen pun rela pasang telinga bagi sesamanya dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa, niscaya banyak hal baik bisa dicapai atau bahkan dirampungkan.
Seluruh untaian ide tertulis ini mengajak Anda melayangkan pikiran kepada dampak Natal bagi bangsa dan dunia. Sambil menikmati semarak masa raya Natal, kiranya makin jelas bagi Anda bahwa kedatangan Kristus memang “kesukaan besar” yang diperuntukkan bagi “seluruh bangsa”—termasuk bangsa Anda.
Selamat ber-Natal dan selamat ber-UBI.
Kuncen Kombi