Salam sejahtera di bulan dua belas 2013, Sidang Pembaca!
Bagi umat Kristen, merayakan Natal senantiasa berarti merayakan Yesus Kristus, Firman yang menjelma. Penjelmaan ini, yang melibatkan pengorbanan besar, digerakkan oleh kasih yang tidak tega melihat manusia digari dan digiring dosa kepada kebinasaan. Maka sukacita Natal adalah sukacita keselamatan akibat penjelmaan yang digerakkan oleh kasih ilahi.
Dalam masa raya Natal kali ini, Komunitas Ubi (Kombi) secara khusus mensyukuri ketergerakan Kristus untuk berkorban bagi orang lain. Ketergerakan-Nya haruslah mengilhami dan menjadi daya gerak kita, umat Kristen, dalam memenuhi tujuan keselamatan, yakni “untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya” (Ef. 2:10)—“pekerjaan … yang baik dan berguna bagi manusia” (Tit. 3:8). Empat peladang menelaah hal itu seraya membingkiskan madah bagi Sang Firman.
Stefani Krista menyanjung segala ke-baru-an yang datang bersama kelahiran Kristus: kelahiran itu sendiri (karena dari rahim perawan), mukjizat-mukjizat baru, dan pengubahan manusia beriman menjadi “ciptaan baru.” Sewaktu semua itu kita apresiasi, sewaktu pengubahan itu kita alami sendiri, kita pun digerakkan untuk membawa suatu kadar pembaharuan ke berbagai bidang kehidupan di dunia.
Ivan Sihombing mengelu-elukan kisah kepahlawanan agung yang mencuar dalam peristiwa Natal: Sang Firman rela menjelma, giat mengatasi masalah manusia, berkorban di kayu salib, dan berjaya atas maut. Kepahlawanan-Nya menggerakkan kita untuk menjadi pahlawan juga dengan berjuang di segala sektor kehidupan, menghadirkan karya keselamatan demi kebaikan sesama manusia.
S.P. Tumanggor menguar-uarkan idealisme yang pijar dalam riwayat penjelmaan Sang Firman: betapa teguh Ia menyongsong setiap tantangan demi rampungnya misi berkorban-bagi-keselamatan-manusia. Idealisme-Nya menggerakkan kita untuk beridealisme pula tatkala memasuki lahan panggilan kita di dunia dan bergawai tekun di situ, menebuk setiap tantangan, hingga seluruh tugas kita beres dan tuntas.
Victor Samuel memashurkan pencitraan ilahi yang nyata lewat sosok Kristus: peragaan kasih dan keadilan Allah dalam sepak terjang-Nya yang selalu menyasar kemaslahatan manusia. Oleh pencitraan itu, yang bukan pengelabuan dan bukan cara mencari keuntungan pribadi, kita pun digerakkan untuk mencitrakan kasih dan keadilan Allah dalam kiprah kita di tengah keluarga, gereja, bangsa, dan dunia.
Demikianlah Natal merupakan peristiwa dinamis, bukan statis. Sambil terus memaklumkan kabar baik tentang Yesus Kristus, Sang Juruselamat, biarlah kita, umat Kristen, rajin melakukan pekerjaan baik di ranah panggilan masing-masing sebagai buah syukur atas keselamatan. Biarlah daya gerak Natal kita tangkap dan manfaatkan bagi kinerja luhur kita di dunia yang begitu dikasihi Sang Firman sehingga Ia tergerak untuk menjelma dan mati baginya.
Selamat ber-Natal dan selamat ber-Ubi.
Penjenang Kombi