PAUD Ideal

Farida Sitorus   17 September 2015   5 Komentar pada PAUD Ideal

Oleh Farida Sitorus

Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Sebab itu mereka perlu dididik dengan tepat sejak dini. Sayangnya, didikan yang tepat ini sering tidak mewujud di negeri kita. Sebagai pengajar di suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) swasta di Kota Pematangsiantar, saya menemukan kesenjangan antara ideal-ideal PAUD1 yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah dengan pelaksanaannya di lapangan.

Sebagai contoh kasus, saya pernah beberapa kali mendapati siswa PAUD kami (seorang anak berusia empat tahun) mengantuk di kelas karena kelelahan. Rupanya ia dipaksa ibunya belajar di rumah dengan materi ajar yang mirip materi ajar siswa kelas 1 SD. Ibu ini malah meminta kepada kami agar sang anak mengikuti les bahasa Inggris di lembaga kami, yang membuka les untuk siswa SD-SMA di sore hari. Kami menolak permintaan sang ibu karena les itu belum menjadi kebutuhan sang anak.

Contoh kasus itu menggambarkan dengan baik kesenjangan yang telah saya sebutkan di atas. Kesenjangan ini sering terbentuk karena pihak-pihak pendidik anak usia dini, yakni orang tua dan guru PAUD, mengabaikan ideal-ideal PAUD yang telah diatur dan dicanangkan pemerintah. Dari pengalaman mengajar, saya belajar bahwa setidaknya ada tiga ideal PAUD yang sering diabaikan.

Pertama, PAUD diselenggarakan untuk mempersiapkan anak memasuki sekolah.2 Jadi, PAUD berbeda dengan sekolah. Namun, kenyataannya, dalam PAUD anak sering diberi beban belajar seperti di sekolah. Guru sering memberikan pekerjaan rumah (PR) dan orang tua sering membebani anak dengan harapannya, seperti ibu di atas yang ingin anaknya belajar bahasa Inggris. Akibatnya, anak kehilangan nikmatnya masa bermain, dan ini bisa menyebabkan kejenuhan berpikir baginya di usia remaja atau dewasa.

Kedua, PAUD menetapkan tiga kelompok usia anak (0-<2, 2-<4, 4-<6 tahun) yang masing-masing memiliki standar pencapaian perkembangan berbeda.3 Namun, tak jarang orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain yang berbeda usia lalu mendesak sang anak untuk menyamai anak lain itu, seperti ibu di atas yang memaksakan materi ajar mirip siswa kelas 1 SD. Tindakan itu dapat membuat anak tidak percaya diri dan sulit maju.

Ketiga, PAUD memandang perkembangan anak memiliki lima ruang lingkup (agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional).4 Kelimanya harus diperhatikan dalam setiap tahapan usia agar anak dapat berkembang seimbang. Namun, orang tua dan guru sering kali lebih berfokus pada pertumbuhan kemampuan kognitif anak dibanding pertumbuhan jasmani dan rohaninya. Umumnya anak lebih banyak diajari tentang huruf dan angka, sedangkan nilai moral (seperti mengucapkan terima kasih) dan kemampuan motorik (seperti naik turun tangga) jarang diajarkan.

Untuk mengatasi berbagai masalah itu dan untuk mewujudkan PAUD ideal, orang tua dan guru harus bekerja sama dan betul-betul memperhatikan standar yang telah ditentukan pemerintah. PAUD harus diselenggarakan sedemikian rupa sehingga anak usia dini benar-benar menikmati masa kecilnya, masa bermainnya. Untuk itu orang tua dan guru sebaiknya tidak membebani anak dengan PR atau les yang baru cocok untuk anak usia sekolah.

Guru sebaiknya menyusun waktu ajar yang tidak padat, kira-kira satu setengah sampai dua jam setiap hari. Materi ajar haruslah menarik—penuh gambar dan warna—agar anak tidak jenuh belajar. Lagu-lagu dapat digunakan untuk menyampaikan pesan agama dan moral, sambil membantu meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa. Permainan-permainan selalu dapat menggembirakan anak sambil mengembangkan kemampuan sosial emosional dan kekreatifannya. Semua itu perlu disiapkan guru dengan sebaik-baiknya untuk setiap kelompok usia anak dan dengan menyentuh seluruh ruang lingkup perkembangan anak secara seimbang.

Saya dapat membayangkan terwujudnya PAUD ideal ketika pihak-pihak pendidik melakukan semua hal itu. Melaluinya, anak-anak usia dini akan dipersiapkan dengan baik untuk memasuki masa sekolah tanpa kehilangan hari-hari bahagianya di masa kecil. Dan mereka pun siap menjadi generasi penerus yang mengharumkan nama bangsa.

.

Farida adalah seorang guru PAUD yang tinggal di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

.

Catatan

1 Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14, “PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.” Pasal 28 dari UU yang sama menjelaskan bahwa PAUD mencakup Taman Kanak-kanak, Kelas Bermain, Taman Penitipan Anak, dan pendidikan keluarga.

2 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 menyatakan, “PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.” Pasal 26 dari UU yang sama menyatakan, “Pendidikan nonformal meliputi kecakapan hidup, PAUD, …”

3 Lihat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009, hal. 2.

4 Lihat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009, hal. 3-11.

5 thoughts on “PAUD Ideal

  1. Ade Tiolita

    Menarik sekali tulisan ini, realita tentang anak yang ada, di ulas disini..
    Dari pemandangan keseharian saya, iya, ada orang tua yang keliru motivasinya dalam memberikan PAUD pada anak-anaknya yang berusia dini.. khususnya dalam belajar bahasa. Padahal yang amat dibutuhkan anak-anak usia tersebut selain nutrisi dan kasih sayang yaitu stimulasi.. dimana itu didapatkan dengan bermain dan bergaul dengan anak-anak lainnya (bisa lewat PAUD bisa juga keseharian dirumah dan teman-teman tetangga seusia), hal tersebut berpengaruh untuk kecerdasan dan keberanian anak nanti. Bukannya belajar yang berat seperti anak SD.
    Ternyata Kombi juga mengulas hal-hal tentang perkembangan anak seperti ini yah 🙂

    Reply
    1. Farida Sitorus

      Terima kasih Ibu Ade. Benar sekali Ibu Ade. Orang tua dan kami para pendidik ini harus memahami dengan benar apa itu PAUD sehingga motivasi dan cara yang kita lakukan bisa tepat. Mari sama-sama terus belajar dan mengerjakannya bu. Demi masa depan anak-anak bangsa dan bangsa ini.. Salam pendidikan..

      Reply
        1. Farida Sitorus

          Salam kenal juga Ibu Vivien.. Saya mengajar di PAUD Indonesia Berdikari (inrii) Pematangsiantar, Sumut bu..

          Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *