Belajar Kreatif dan Tangguh dari Suzuki

Oleh Febroni Purba

Sejak tahun 2008, turnamen sepakbola negara-negara Asia Tenggara yang dulu bernama Piala Tiger berubah menjadi Piala Suzuki AFF (ASEAN Football Championship). Perusahaan Suzuki asal Jepang “menggusur” perusahaan bir Tiger asal Singapura sebagai sponsor utama kejuaraan yang selalu diikuti bangsa Indonesia itu. Ini menjadi salah satu contoh tentang kebekenan merek dagang Suzuki di Asia, bahkan di dunia.1

Merek dagang itu berasal dari nama Michio Suzuki. Lahir pada tahun 1887 sebagai anak petani kapas di Hamamatsu, Jepang, ia mula-mula merintis usaha sebagai tukang kayu.2 Pada tahun 1920, ia mendirikan perusahaan perkakas tenun yang terbesar di Jepang. Sekitar tahun 1930-an, ia pun merambah bidang otomotif.3 Segala sepak terjangnya itu menunjukkan kekreatifan dan ketangguhan yang membuahkan sukses. Kita, orang Indonesia, bisa belajar banyak dari Suzuki dalam merintis sesuatu—usaha, karir, atau karya.

Kekreatifan Suzuki nyata dalam beberapa contoh. Di usia 22 tahun ia menciptakan perkakas tenun kayu yang dijalankan dengan pedal dan merintis perusahaan tenun. Ia terus mencipta mesin yang lebih canggih sehingga bisnisnya berkembang. Alhasil di tahun 1926 Perusahaan Pabrik Tenun Suzuki dapat mengekspor perkakas tenun bermutu tinggi ke Asia Tenggara dan India.4

Ketika usaha tenun mulai redup, Suzuki mencoba mencipta mobil dengan dibantu oleh tim riset. Ia melakukannya karena melihat peluang kebutuhan bangsa Jepang akan kendaraan. Meski bukan sarjana otomotif, pada tahun 1938 Suzuki sukses mencipta replika mobil Austin buatan Inggris. Singkat cerita, akhirnya ia mendirikan Perusahaan Motor Suzuki yang mengekspor mobil dan sepeda motor ke seluruh dunia.5 Kekreatifannya mengharumkan nama bangsanya.

Belajar dari Suzuki, kita, orang Indonesia, tentu saja dapat mengharumkan nama bangsa melalui berbagai karya kreatif. Sayangnya, kekreatifan kita masih tergolong amat rendah. Dalam Indeks Kekreatifan Dunia (Global Creativity Index) tahun 2015 bangsa Indonesia menempati peringkat 115 dari 139 negara—kalah dari Sri Langka dan Kamboja!6 Tak heran Indonesia miskin produk kreatif mendunia meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.

Ketangguhan Suzuki pun tampak dalam beberapa contoh. Pada masa hidupnya, Jepang bukanlah bangsa yang berjaya di bidang otomotif, tertinggal jauh dari Eropa dan Amerika Serikat. Namun, dengan gigih Suzuki menekuni bidang tersebut sehingga mutu produk otomotifnya menonjol dan menggebrak di Jepang, bahkan di dunia. Perusahaan Suzuki malah mampu bersaing dengan perusahaan Honda, yang sudah lebih dulu menggeluti dunia otomotif dan menguasai pasar Jepang.7

Karena tangguh, Suzuki berhasil “banting setir” ke bidang otomotif—dan sukses—ketika usaha tenunnya runtuh. Karena tangguh, ia pun berhasil mengatasi keadaan sulit di masa Perang Dunia II yang menghambat produksi kendaraan yang sedang dirintisnya hingga bisa sampai mengekspor produk ke seluruh dunia.8

Belajar dari Suzuki, kita pun berpotensi besar untuk meraih sukses mendunia, asalkan kita tangguh dan mau membuang sifat cenderung mudah menyerah ketika merintis sesuatu. Jika usaha menghadapi tantangan berat, kita terus berjuang untuk tidak “gulung tikar” atau tidak takut “banting setir” ke usaha lain. Jika karir belum naik, kita pantang bersantai-santai dan melalaikan keprofesionalan. Jika karya belum mendapat pengakuan, kita tidak putus berkarya atau malah mengubur karya.

Pada tahun 1997, Michio Suzuki meninggal dunia di Tokyo. Namun, merek dagang Suzuki yang dirintisnya dengan kreatif dan tangguh terus hidup dan berjaya di dunia. Merek dagang itu bahkan mensponsori kegiatan-kegiatan skala internasional, misalnya tontonan hiburan Ant & Dec’s Saturday Night Takeaway9 dan kejuaraan Piala Suzuki AFF.

Dalam pertandingan-pertandingan Piala Suzuki AFF 2016, penonton bisa melihat mobil dipajang di belakang gawang yang satu dan sepeda motor dipajang di belakang gawang yang lain. Kedua jenis kendaraan itu tentu saja bermerek Suzuki dan berdiri di sana sebagai simbol kemenduniaan merek dagang Suzuki. Harap-harap di masa mendatang produk dan merek asli Indonesia bisa mendunia dan menjadi sponsor acara-acara besar berskala internasional.

.

Febroni adalah seorang karyawan swasta perusahaan pertanian  bermukim di DKI Jakarta.

.

Catatan

1 Frasetya Vady Aditya. “Sejarah dan Trivia Piala AFF: Macan yang Mengaum dari Tenggara” dalam situs Detik. <http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2014/11/20/143004/2754221/1497/3/sejarah-dan-trivia-piala-aff-macan-yang-mengaum-dari-tenggara>.

2 Jarmo Haapamäki. “Suzuki History: From looms to cyclemotors” dalam situs Suzukicycles. <http://www.suzukicycles.org/history/history_01-loom-cyclemoto.shtml>.

3 Jarmo Haapamäki, Suzukicycles.

4 Jarmo Haapamäki, Suzukicycles.

5 Jarmo Haapamäki, Suzukicycles.

6 “Di Tingkat Global, Kreativitas Indonesia Termasuk Paling Rendah” dalam situs Kata Data. <http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/08/17/di-tingkat-global-kreativitas-indonesia-termasuk-paling-rendah>.

7 Jarmo Haapamäki, Suzukicycles.

8Jarmo Haapamäki, Suzukicycles.

9 Ant & Dec’s Saturday Night Takeaway adalah acara realitas televisi yang populer di Inggris. Lihat Suzuki Proud Sponsor of Ant & Dec’s Saturday Night Takeaway. <http://www.suzuki.co.uk/cars/microsites/antanddec/>.

10 “Suzuki Indonesia Sponsori Tim Ecstar moto GP 2016?” dalam situs BlogOtiv. <http://www.beritasatu.com/olahraga/351720-suzuki-umumkan-skuat-motogp-slogan-nyalakan-nyali.html>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *