Salam di bulan dua 2017, Sidang Pembaca!
Tanah air Indonesia yang kita cintai ini mewadahi sejumlah besar hal unik yang langka atau bahkan tiada duanya di dunia. Banyak dari hal unik itu menjadi objek wisata yang menggugah gairah para wisatawan dalam dan luar negeri untuk berbondong-bondong datang menyaksikannya. Dunia maya dengan media sosialnya pun memperhebat gugahan itu lewat penyebaran kabar dan pengunggahan foto-foto.
Karena kegiatan wisata di Indonesia kian menggeliat saja, sungguh baik jika kita yang senang berwisata turut memikirkan isu-isu penting seputar pariwisata. Lima peladang Komunitas Ubi (Kombi) mengajak kita melakukannya sambil “mengunjungi” lewat tulisan beberapa objek wisata unik di Indonesia. Dari sekian banyak objek wisata unik, Kombi memilih menonjolkan lima yang tidak tergolong paling beken—justru untuk turut makin membekenkannnya.
Di kolam air soda Tarutung, Sumatera Utara, wisatawan dapat berendam sambil menikmati pemandangan hamparan sawah dan pegunungan Bukit Barisan. Kolam ini unik karena airnya kemerahan, bergelembung-gelembung, dan tidak terasa lengket di kulit. Samsu Sempena mengajak kita menengoknya sembari memikirkan isu sarana dan prasarana wisata.
Di gumuk pasir sabit Parangkusumo, Yogyakarta, wisatawan dapat berselancar sambil mengenyam suasana padang gurun di kawasan pantai. Gumuk pasir sabit ini unik karena terbentuk di iklim pesisir yang basah, bukan di iklim kering atau setengah kering sebagaimana biasanya. Madriantonius Bara mengajak kita melawat ke sana sembari memikirkan isu kelestarian objek wisata.
Di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, wisatawan dapat mengarungi Danau Sentarum sambil meninjau ekosistem lahan basah terluas yang masih tersisa di Asia Tenggara. Danau ini unik karena penuh air pada musim hujan tapi menjadi padang luas pada musim kemarau. Herdiana Situmorang mengajak kita menjenguknya sembari memikirkan isu kemampuan “kocek” untuk berwisata.
Di Banyuwangi, Jawa Timur, wisatawan dapat mendaki Gunung Ijen dan menemui api biru di kawahnya. Api ini unik karena menyala dengan warna biru (bukan merah) seperti api kompor gas dan hanya dapat dijumpai subuh-subuh. Arnoldus Adoe mengajak kita menilik ke sana sembari memikirkan isu memaksimalkan promosi objek wisata.
Di Raja Ampat, Papua Barat, wisatawan dapat menonton burung cenderawasih menari di habitat aslinya. Tarian ini unik karena merupakan “ritual” di musim kawin cenderawasih dan hanya dapat dilihat pada waktu pagi dan sore. S.P. Tumanggor mengajak kita memirsanya sembari memikirkan isu minat ekowisata.
Indonesia, tanah air kita tercinta, memang tak pernah kekurangan keajaiban. Masih ada banyak lagi objek unik dan belum tergolong (paling) beken selain yang lima itu! Biarlah kita, putra-putri Indonesia, suka menandangi dan turut menjaga (sesuai dengan kapasitas masing-masing) berbagai objek wisata unik di tanah air tercinta. Biarlah kita dan seluruh dunia tak putus-putusnya takjub di depan keajaiban alam Indonesia.
Selamat ber-Ubi.