Fiachra: Penyemai Belas Kasihan di Eropa

Oleh Herdiana Situmorang

 

Setiap tanggal 1 September, di Perancis dan Irlandia diadakan perayaan Santo Fiachra (Ing.: Fiacre). Ia adalah seorang rahib asal Eire—nama asli Irlandia—yang tersohor di Perancis karena karyanya mempengaruhi banyak orang, bahkan memperluas kekristenan di sana. Ia menyemai belas kasihan bagi orang miskin, lemah, dan sakit.1 Kesalehan dan keterpelajarannya turut menyelamatkan peradaban Eropa.

Fiachra lahir di Eire pada awal abad ke-7 dan dibesarkan di biara di Kilkenny. Di situ ia jadi piawai bercocok tanam dan memiliki pengetahuan luas tentang tanaman obat-obatan. (Sebab itu sosoknya sering digambarkan sebagai pria tua yang membawa sekop.) Sejak abad ke-5, setelah kekuasaan dan peradaban Romawi di Eropa dihancurkan bangsa-bangsa barbar, Eire memang menjadi pusat kekristenan dan ilmu pengetahuan di Eropa.2

Kekristenan di Eire melahirkan gerakan “pengembaraan” (Latin: peregrinatio) para rahib ke luar negeri untuk mewartakan Injil ataupun bermeditasi. Dimulai pada abad ke-6, gerakan ini bertambah besar sampai masa Eire dikuasai bangsa Viking. Para rahib Eire pergi ke berbagai kawasan di Benua Eropa dengan semboyan “demi kasih Kristus”. Fiachra mengembara ke Breuil di daerah Brie, di wilayah Negeri Perancis masa kini.3

Di sana Fiachra dihadiahi tanah yang sebagiannya ia jadikan kebun tanaman obat, bunga, buah, dan sayuran. Belas kasihan disemainya dengan memberi makan orang miskin dari hasil kebunnya dan mengobati orang sakit dengan tanaman obat. Ia bisa menyembuhkan penyakit-penyakit seperti wasir, yang kemudian dinamai “Penyakit Santo Fiachra” (Ing.: Saint Fiacre’s Disease), diare, kangker, batu ginjal, lepra, dan kemandulan.4

Fiachra juga membangun biara dan rumah penginapan. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasihat. Ia melayani mereka dengan tangannya sendiri dan terkadang menyembuhkan orang sakit secara ajaib—hal yang kemudian membuatnya dikenal di seluruh Eropa. Belas kasihan yang disemainya pada “kebun” berupa khalayak miskin, lapar jasmani/rohani, dan sakit mewujudkan semangat “demi kasih Kristus” yang dibawanya saat pergi mengembara dari Eire.5

Belas kasihan Fiachra menggairahkan kembali kekristenan di Perancis yang waktu itu terdampak oleh kehancuran peradaban Romawi. Para rahib Eire lainnya pun melakukan hal serupa di wilayah-wilayah lain Eropa sehingga, dalam belas kasihan Allah, benua itu mengalami pemulihan besar. Pemulihan ini menyentuh peradaban mereka di berbagai bidang, misalnya pendidikan, seni, dan kesehatan.6

Ya, Fiachra dan para rahib Eire kala itu membanjiri Benua Eropa dengan nilai-nilai luhur kristiani seperti belas kasihan, kesederhanaan, kecintaan kepada ilmu pengetahuan, dan kepedulian terhadap sesama. Kalaulah mereka hidup kembali hari ini, tentu mereka akan sangat kecewa melihat Eropa yang telah merangkul nilai-nilai anti-Kristen dan membengkalaikan warisan kristianinya.

Baik Fiachra maupun para rahib Eire sezamannya mempraktikkan kekristenan yang dikenal sebagai kekristenan Kelt. Salah satu cirinya yang menonjol adalah biara-biara yang menjadi pusat kerohanian sekaligus ilmu pengetahuan. Para rahib Eire menjadi penelaah alam, penyalin naskah-naskah kuno, pembaca dan pengajar literatur (Kristen dan non-Kristen). Di biaranya, Fiachra mengajari murid-muridnya ilmu bercocok tanam dan mengolah tanah pula.7

Sepak terjang Fiachra itu mengajak orang Kristen masa kini untuk terus memandang penting ajaran Kristen dan menyemai belas kasihan kepada sesama. Selain itu, kekristenan Kelt juga mengilhamkan kemandirian berpikir dan kecintaan kepada ilmu pengetahuan dalam bingkai ketakwaan, sebab “[t]akut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” (Ams. 1:7a). Sungguh ajakan dan ilham yang agung bagi umat Kristen di seluruh dunia!

Fiachra meninggal pada tahun 670 di Breuil. Rumah penginapannya kemudian berkembang menjadi Desa Saint-Fiacre, yang letaknya tidak jauh dari Paris. Patung dirinya didapati di banyak gereja di Paris, Perancis Utara dan Barat, Belgia, dan Belanda. Inilah wujud penghargaan warga Eropa bagi rahib Eire bersekop itu yang mashur sebagai “dokter publik di seluruh Perancis dan terutama di seluruh Brie”.8

Sebagaimana bunga, buah, sayuran, dan tanaman obat tumbuh dari benih yang disemai Fiachra di kebunnya, demikianlah belas kasihan yang disemainya telah menumbuhkan kesejahteraan, kesehatan, dan kecerdasan yang masih mencirikan Eropa (Barat) hingga hari ini.

 

Herdiana Situmorang adalah seorang dokter yang bermukim di DKI Jakarta.

 

Catatan

1 Gwen Bruno. “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners” dalam situs Dave’s Garden. <https://davesgarden.com/guides/articles/view/2616>.

2 Gwen Bruno, “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners”; Margaret Rose Realy. “Feed the Poor from Your Garden” dalam situs Catholic Digest. <http://www.catholicdigest.com/faith/201506-19feed-the-poor-from-your-garden/>; John O’Beirne Ranelagh. A Short History of Ireland. UK: Cambridge University Press, 1994, hal. 26.

3 Dom Louis Gougaud. Gaelic Pioneers of Christianity: The Work and Influence of Irish Monks and Saints in Continental Europe. Dublin: M. H. Gill and Son, LTD, 1923, hal.5-6; John O’Beirne Ranelagh, hal. 26; Gwen Bruno, “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners”.

4 Gwen Bruno, “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners”; Julius C. Bonello, Huguette Cohen, Robert J. Gorlin. “Of Heliotropes and Hemorrhoids: St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners and Hemorrhoid Sufferers” dalam Diseases of the Colon&Rectum. Philadelphia: Lippincott, Oktober 1985, volume 28, terbitan 10, hal.702-703; Richard Marius. “Saint Fiacre: Brief Life of the Gardener Saint: 600-670” dalam situs Harvard Magazine. <https://harvardmagazine.com/1998/07/vita.html>.

5 “St. Fiachra” dalam situs Catholic Online. <http://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=276>; Gwen Bruno, “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners”.

6 Gwen Bruno, “St. Fiachra, Patron Saint of Gardeners”; Dom Louis Gougaud, hal. 59, 82.

7 “Celtic Monasteries” dalam situs Orthodox Church <http://www.orthodoxchurch.co.uk/Celtic_Monasteries.html>; Dom Louis Gougaud, hal. 55–61; Margaret Rose Realy, “Feed the Poor from Your Garden”.

8 Julius C. Bonello, Huguette Cohen, Robert J. Gorlin, hal. 703; Richard Marius, “Saint Fiacre: Brief Life of the Gardener Saint: 600-670”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *