Kerajaan Media-Persia: “Mendiang” Penguasa Seperempat Dunia

Oleh Febroni Purba

 

“Aku adalah Koresh, raja dunia, raja yang besar, raja yang kuat, raja atas Babel, raja atas Sumeria dan Akadia, raja seperempat dunia.” Demikian kata-kata yang tersurat pada prasasti purba tentang Koresh II, penguasa dan pendiri kerajaan adikuasa Media-Persia.1 Meski Media-Persia dulu memang sangat berkuasa di bawah pimpinan Koresh dan raja-raja lainnya, kini kerajaan itu sudah “mendiang”.

Abad ke-6 SM menyaksikan Media-Persia muncul sebagai kerajaan yang paling kuat, besar, dan berkuasa. Media-Persia menaklukkan Babel, kerajaan adikuasa terdahulu, dan berjaya selama lebih dari 200 tahun (559-330 SM)2 dengan wilayah kekuasaan yang mencakup tiga benua, yakni Asia, Afrika, dan Eropa.3

Kehebatan Media-Persia menonjol di berbagai bidang. Pada masa Raja Koresh II, Media-Persia memiliki 10.000 tentara yang bersiaga setiap saat. Jika ada yang sakit, terluka, atau meninggal, pasti diganti untuk menjamin jumlahnya tetap 10.000.4 Pada masa Raja Darius I, Media-Persia mencapai puncak kejayaannya lewat perbaikan sistem hukum dan ekonomi serta projek-projek pembangunan yang mengesankan.5

Namun, Kerajaan Media-Persia yang hebat itu harus jadi “mendiang” juga—tepat seperti yang diungkapkan Allah lewat mimpi kepada Nebukadnezar, raja Babel (lihat Kitab Daniel pasal 2).

Dalam mimpinya, Nebukadnezar melihat patung manusia besar yang kepalanya terbuat dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, serta pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat. Patung menakjubkan itu kemudian remuk ketika sebuah batu menghantamnya.

Bagian-bagian tubuh patung itu, sebagaimana diterangkan Nabi Daniel, rupanya melambangkan negara-negara adikuasa di dunia—dengan dada dan lengannya melambangkan Kerajaan Media-Persia. Di lain pihak, batu melambangkan Kerajaan Allah yang akan meremukkan kuasa bangsa-bangsa di akhir zaman kelak. Tak ada satu kuasa pun yang mampu bertahan di hadapan kuasa Allah.

Bagi umat Allah dan bagi dunia, hal itu sesungguhnya merupakan pengharapan besar, sebab dalam Kerajaan Allah tidak akan ada kezaliman dan kedurjanaan—seperti yang lazim didapati dalam bangsa-bangsa adikuasa manapun. Namun, sebelum masa itu tiba, umat Allah akan merasakan pengaruh positif ataupun negatif dari bangsa-bangsa adikuasa.

Sebagai contoh, Media-Persia pernah bertindak positif kepada umat Allah. Koresh II mengizinkan orang Yehuda pulang dari pembuangan dan membangun kembali Bait Suci di Yerusalem (Ezr. 1). Namun, di masa Darius I, Media-Persia pernah bertindak negatif terhadap Nabi Daniel dengan memasukkannya ke gua singa karena kedapatan menyembah Allah (Dan. 6).

Di masa kini bangsa-bangsa adikuasa pun memberi manfaat kepada umat Allah, misalnya dalam bidang pendidikan. Bangsa-bangsa maju seperti Amerika Serikat dan Inggris membangun perguruan-perguruan tinggi terbaik di dunia dan membuka peluang kepada siapa pun untuk menuntut ilmu di sana. Banyak orang Kristen lulusannya menjadi cendekiawan beragam bidang—biologi, hukum, ekonomi, politik, dll.—yang membangun bangsanya masing-masing.

Di sisi lain, bangsa-bangsa adikuasa pun memberi mudarat kepada umat Allah. Bangsa-bangsa maju yang sama mengembangkan (dan memasarkan) banyak hal yang bertentangan dengan iman Kristen atau bahkan agama pada umumnya: kebebasan seksual, ateisme, feminisme radikal, dll. Memang sebelum Kerajaan Allah datang, kuasa selalu berpotensi membuat manusia atau bangsa menyimpang dari kehendak Allah.

Media-Persia, penguasa seperempat dunia itu, menjadi “mendiang” setelah ditaklukkan oleh Kerajaan Yunani (perut dan pinggang tembaga dari patung dalam mimpi Nebukadnezar) pada tahun 330 SM. Yunani sendiri kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Romawi (paha dan kaki besi), yang kemudian runtuh oleh bangsa-bangsa Jermanik.

Para adikuasa tidak mampu berkuasa selamanya. Hanya Kerajaan Allah yang abadi. Jadi, di depan timbul-tenggelamnya kuasa-kuasa dunia, umat Allah memiliki pengharapan besar dan alasan kuat untuk memuji Allah bersama pemazmur: “Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad,dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan” (Mzm. 145:13).

 

Febroni Purba adalah seorang wirausahawan di bidang peternakan yang bermukim di DKI Jakarta.

 

Catatan

1 “Cyrus The Great” dalam situs Cyrus The Great. <http://www.cyrusthegreat.net/>. “Cyrus the Great” atau Koresh Agung adalah Koresh II. Sebagai pemimpin Persia, ia mengalahkan Kerajaan Media dan menyatukannya dengan Kerajaan Persia.

2 “The Persian Empire (559-330 B.C.)” dalam situs The Latin Library. <http://www.thelatinlibrary.com/imperialism/notes/persia.html>.

3 “Map of The Persian Empire” dalam situs Bible Study.<hhttp://www.biblestudy.org/maps/persian-empire-at-its-height.html>.

4 Plato. “Cyrus The Great–Armies” dalam situs Classical Wisdom Weekly. <http://classicalwisdom.com/category/cyrus-the-great/>.

5 Radu Cristian. “Darius I” dalam situs Ancient History Encyclopedia. <https://www.ancient.eu/amp/1-357/>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *