Nenek moyangku orang pelaut/Gemar mengarung luas samudera/Menerjang ombak tiada takut/Menempuh badai sudah biasa1
Bait lagu “Pelaut” di atas pastilah sudah cukup akrab di telinga kita. Syairnya bukan sekadar bernada indah dan gagah. Orang Nusantara memang terkenal mahir melaut sedari dulu. Bahkan, menurut apa yang dapat disimpulkan dari dari catatan sejarah, pelaut yang berhasil mengelilingi bumi pertama kali bukanlah Ferdinand Magellan, penjelajah berkebangsaan Portugis itu, melainkan seorang Nusantara. Ia dikenal dengan nama Enrique Maluku.2
Enrique Maluku berlayar dalam penjelajahan keliling bumi sebagai pembantu Magellan. Setelah Magellan tewas di kawasan Filipina, Enrique meneruskan penjelajahan itu dan berhasil mengelilingi dunia dengan putaran 360 derajat.3 Pencapaian Enrique menunjukkan potensi keberanian dan kecakapan orang Nusantara—dua hal yang patut kita kerahkan agar bangsa kita dapat bangkit “menjelajah dunia” di masa sekarang.
Kisah petualangan Enrique bermula dari keberaniannya merantau ke luar Ambon, kampung halamannya. Pada tahun 1503, Enrique yang berusia sepuluh tahun mulai bekerja di kapal yang mengangkut rempah-rempah dari Ambon dan Banda Neira. Itu memberinya pengalaman menjelajah berbagai tempat seturut persinggahan kapalnya.4 Itu pula yang menyampaikannya ke Malaka, kota pelabuhan di Semenanjung Malaya yang dikuasai Portugis pada tahun 1511. Di sanalah ia bertemu dengan Magellan.5
Nama asli Enrique tidak diketahui lagi. Nama “Enrique” diberikan kepadanya karena ia diambil menjadi anak buah kapal Magellan di Malaka bertepatan dengan hari raya St. Enrique (Ing.: Henry). Enrique juga disebut Enrique el Negro (Enrique Hitam) karena warna kulitnya yang hitam, sebagaimana umumnya orang Maluku. Di Malaka ia disebut Datuk Laut Hitam dan juga Enrique de Malacca (Enrique dari Malaka).6
Nama Enrique Maluku tercantum dalam catatan Antonio Pigafetta, petualang berdarah Italia yang bergabung dengan armada Magellan. Namanya juga tercantum dalam catatan Maximillianus Transylvanus, wakil Vatikan, yang menyatakan perannya sebagai seorang penerjemah. Kedua sumber itu menjadi rujukan buku karya sepasang penulis Indonesia (terbit tahun 2014) yang membuktikan bahwa Enrique berasal dari Nusantara (tepatnya Maluku).7
Menunjang keberaniannya merantau, Enrique cakap melaut. Itulah sebabnya ia diajak Magellan dalam penjelajahan keliling dunia—yang penuh rintangan. Ia juga cakap berbahasa. Selain bahasa Ambon, bahasa-bahasa Melayu, Jawa, Bugis, Palembang, Portugis, dan Spanyol dikuasainya.8 Charles I, raja Spanyol, terkesan oleh kecakapannya sehingga menyetujui projek penjelajahan Magellan.9
Orang Indonesia, yakni orang Nusantara masa kini, seharusnya tak mau kalah oleh pencapaian Enrique. Betapa kita perlu sadar bahwa bangsa kita penuh potensi untuk maju! Seperti Enrique yang berani, kita harus membangkitkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan “menjelajah dunia”—mencoba mengejar hal-hal baik yang mungkin mensyaratkan perambahan ranah baru atau penguasaan keterampilan baru.
Dan seperti Enrique yang cakap, kita harus membangkitkan kemauan dan usaha keras untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan profesi kita. Hal-hal besar tak akan tergapai dengan cepat merasa puas terhadap suatu pencapaian atau dengan berleha-leha saja. Di luar sana ada sedunia ilmu, pengalaman, dan kecakapan yang layak dijelajahi.
Enrique Maluku meninggal dunia di Filipina pada tahun 1521, konon karena diracuni penduduk setempat.10 Saat kita menyanyikan atau mendengar lagu “Pelaut”, kita patut mengenang pelaut asal Nusantara itu, yang telah berlayar mengelilingi bumi. Dan seperti dia, dengan berani dan cakap kita pun menjelajah dunia untuk mencapai hal-hal besar sehingga bangsa Indonesia bangkit dalam kemashuran di segala bidang.
Mari menerjang ombak dan menempuh badai demi kejayaan bangsa!
Stefani Krista adalah seorang karyawati perusahaan ritel yang bermukim di DKI Jakarta.
Catatan
1 Ibu Sud. Pelaut. Lirik bisa dilihat, antara lain, dalam situs Melirik Lagu. <http://meliriklagu.com/i/ibu-sud/ibu-sud-pelaut.html>. Lagu ini dikenal pula dengan judul “Nenek Moyangku Orang Pelaut”.
2 SM Said. “Enrique Maluku, Orang Indonesia Pertama yang Mengelilingi Bumi” dalam situs Sindo News. <https://daerah.sindonews.com/read/994124/29/enrique-maluku-orang-indonesia-pertama-yang-mengelilingi-bumi-1430062992>.
3 Donatus Nador. “Enrique, Kebanggaan Indonesia” dalam situs Sindo News. <https://nasional.sindonews.com/read/915482/149/enrique-kebanggaan-indonesia-1414315002>.
4 SM Said, “Enrique Maluku, Orang Indonesia Pertama yang Mengelilingi Bumi”.
5 Donatus Nador, “Enrique, Kebanggaan Indonesia”.
6 “Lebih Hebat dari Columbus, Ini Enrique Maluku Pengeliling Bumi dari Indonesia” dalam situs Detik News. <http://news.detik.com/berita/2712749/lebih-hebat-dari-columbus-ini-enrique-maluku-pengeliling-bumi-dari-indonesia>. Orang Malaysia mengklaim Enrique sebagai orang Melayu berdasarkan nama Enrique de Malacca.
7 Donatus Nador, “Enrique, Kebanggaan Indonesia”. Buku itu berjudul “Enrique Maluku: Pengeliling Bumi Pertama adalah Orang Indonesia” dan ditulis oleh Helmy Yahya dan Reinhard R. Tawas.
8 SM Said, “Enrique Maluku, Orang Indonesia Pertama yang Mengelilingi Bumi”.
9 Donatus Nador. “Enrique, Kebanggaan Indonesia”.
10 “Hidup Enrique Maluku Sang Penjelajah Berakhir di Filipina” dalam situs Detik News. http://news.detik.com/berita/2712914/hidup-enrique-maluku-sang-penjelajah-berakhir-di-filipina>.