Marc Ravalomanana: Relijius Tak Selalu Mulus

Oleh Herdiana Situmorang

“Setelah perenungan mendalam, saya putuskan untuk membubarkan pemerintahan dan menyerahkan kekuasaan saya …”. Dengan kata-kata tersebut Marc Ravalomanana mengundurkan diri sebagai presiden Madagaskar pada tanggal 17 Maret 2009. Itu terjadi setelah kalangan oposisi melancarkan protes keras kepadanya selama berminggu-minggu sambil menudingkan penyalahgunaan kekuasaan.1 Jalan pemerintahannya ternyata tak selalu mulus, walaupun ia seorang yang relijius.

Lahir pada tahun 1949 di Imerikasinina, Madagaskar, Ravalomanana dikenal sebagai orang Kristen yang taat. Rajin beribadah sejak kecil, ia mengamalkan nilai kekristenan dalam hidup pribadi dan hidup bermasyarakat.2 Sebagai kepala perusahaan, ia mendorong para pegawainya yang Kristen untuk beribadah di gereja dan berdoa sebelum bekerja. Truk-truk perusahaannya diberi simbol kristiani dan semboyan kampanyenya pun sangat kristiani.3

Kerelijiusan itu berpengaruh besar kepada kesuksesan hidupnya.4 Ravalomanana sukses merintis dan mengepalai Tiko, perusahaan besar yang menguasai sektor agribisnis di Madagaskar. Ia menjadi walikota Antananarivo, ibukota Madagaskar, dan berhasil memperbaiki kebersihan, keamanan, dan administrasi publik kota. Semua itu melancarkan jalannya untuk memenangi pemilihan presiden Madagaskar dua kali berturut-turut pada tahun 2001 dan 2006.5

 Kepemimpinan pertamanya berjalan mulus. Ravalomanana mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Madagaskar (7% per tahun), mendatangkan investor asing, membentuk biro antikorupsi, mereformasi hukum, membangun sekolah dan jalan, serta menghapuskan bea sekolah dasar. Sayangnya, kepemimpinan keduanya tak berjalan mulus karena ia ditengarai memperkaya diri sendiri dan otoriter.6

Ia mendaftarkan pesawat jet presiden atas nama Tiko, mengepalai media pemerintah, dan melibatkan perusahaan-perusahaan pribadinya tanpa tender dalam proyek-proyek pemerintah.7 Kecurigaan masyarakat memuncak ketika sang kepala negara membeli pesawat jet presiden kedua seharga 60 juta dolar AS, menyewakan lahan untuk perusahaan asal Korea Selatan, dan menutup sebuah stasiun televisi karena siarannya dianggap dapat mengganggu keamanan negara.8

Agaknya penyalahgunaan kuasa semacam itu dapat dibandingkan dengan tindakan Raja Rehabeam yang dicatat dalam Alkitab. Selaku kepala negara Israel, ia menekan rakyatnya yang meminta keringanan pajak dengan “menambah tanggungan” mereka dan “menghajar dengan cambuk yang berduri besi” (1 Raj. 12:14). Ia menguntungkan dirinya sendiri sambil bersikap otoriter. Alih-alih berjalan mulus, kerajaannya jadi terbagi dua karena sebagian rakyatnya memberontak.

Pemberontakan serupa terjadi di Madagaskar pada era Ravalomanana. Rakyat yang tidak puas memihak kalangan oposisi. Gelombang protes muncul di mana-mana dan militer Madagaskar terbagi jadi dua kubu. Setelah Ravalomana menyerahkan kekuasaannya kepada pihak militer, jabatan kepala negara kemudian diserahkan kepada tokoh oposisi, Andry Rajoelina.9 Dunia internasional memandang peristiwa itu sebagai kudeta.10

Kisah Ravalomanana yang mengenaskan itu seharusnya membukakan mata orang Kristen tentang realitas keras dunia. Kiprah seorang kepala negara atau pejabat tak pasti selalu berjalan mulus hanya karena ia relijius. Ia harus berhadapan dengan 1001 godaan/jebakan dunia yang berdosa dan bukan tidak mungkin jatuh ke dalamnya. Realitas itu harus diperhitungkan oleh setiap orang Kristen yang menjadi pemimpin/pejabat negara.

Orang Kristen yang menjadi pejabat haruslah bijaksana dalam membuat keputusan atau membereskan urusan pemerintahan. Ia juga mesti taat hukum, tetap rendah hati, dan waspada terhadap godaan dosa. Jika langkahnya salah, ia sepatutnya memperbaikinya. Jika terjatuh ke dalam dosa, ia harus lekas bertobat.

Gereja selaku “Tubuh Kristus” perlu mengawal langkah para pemimpin atau pejabat negara dengan memberi saran atau kritik terhadap kinerjanya, bahkan mendoakan mereka. Gereja juga bisa merangsang munculnya komunitas Kristen untuk pejabat atau abdi negara, di mana mereka dapat saling menguatkan dan mengkaji isu-isu pemerintahan secara alkitabiah.

Setelah dikudeta, Ravalomanana mengasingkan diri ke Afrika Selatan. Ia dinyatakan bersalah atas dugaan memerintahkan penembakan khalayak pengunjuk rasa di halaman istana presiden. Tuduhan itu ditolaknya dan ia berusaha kembali ke Madagaskar. Ketika berhasil kembali, ia sempat ditangkap dan dijadikan tahanan rumah. Tetapi putusan hukum atasnya kemudian dihapuskan, dan ia kembali memimpin perusahaan dan partai politiknya.11

Kisah Marc Ravalomanana memberi pelajaran berharga bahwa kerelijiusan tidak selalu memuluskan langkah pemimpin/pejabat negara. Ini harus diingat oleh setiap orang Kristen yang berharap dan terpanggil menjadi pemimpin/pejabat negara.

Herdiana Situmorang adalah seorang dokter yang bermukim di DKI Jakarta.

Catatan

1 Barry Bearak. ”Madagascar’s President Quits After Weeks of Chaos” dalam situs The New York Times. <https://www.nytimes.com/2009/03/18/world/africa/18madagascar.html>; Marc Ravalomanana President of Madagascar” dalam situs Encyclopaedia Britannica. <https://www.britannica.com/biography/Marc-Ravalomanana>.

2 Richard R. Marcus. “Political Change in Madagascar: Populist Democracy or Neopatrimonialism by Another Name?” dalam Institute for Security Studies. Pretoria: ISS, Agustus 2004, hal. 11.

3 Richard Hamilton. “Madagascar Mixes Religion and Politics” dalam situs BBC News. <http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/2681011.stm>.

4 “Political Change in Madagascar: Populist Democracy or Neopatrimonialism by Another Name?”.

5 “Marc Ravalomanana” dalam situs Wikipedia. <https://en.wikipedia.org/wiki/Marc_Ravalomanana>.

6 “Marc Ravalomanana”, Wikipedia.

7 “Political Change in Madagascar: Populist Democracy or Neopatrimonialism by Another Name?”.

8 “Marc Ravalomanana”, Wikipedia.

9 Barry Bearak, ”Madagascar’s President Quits After Weeks of Chaos”.

10 “Marc Ravalomanana President of Madagascar”, Encyclopaedia Britannica.

11 “Marc Ravalomanana”, Wikipedia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *