Author Archives: Efraim Sitinjak

Pesan Damai dari Anak yang Tidur Pulas

Oleh Efraim Sitinjak Andai semua orang di dunia/Memiliki pikiran seperti pikiranmu/Kita tidak akan melihat perkelahian dan perang/Akan ada damai abadi di dunia1 Penggalan lirik di atas berasal dari lagu beken berjudul Sleeping Child yang dirilis grup musik rok asal Denmark, Michael Learns to Rock, pada tahun 1993.2 Memperhatikan anak kecilnya… Read more »

Aksara Dayak Iban

Oleh Efraim Sitinjak Bagi banyak orang Indonesia, bahkan orang Indonesia dari suku Dayak Iban, aksara Dayak Iban mungkin kedengaran asing sekali. Namun, aksara yang lahir di wilayah Iban bagian Malaysia ini memang ada di dunia—dan amat patut diapresiasi. Orang Dayak Iban, menurut legenda, dahulu kala telah memiliki aksara. Alkisah Renggi,… Read more »

Batu Loncatan (Maksimal) 600 Kata

Oleh Efraim Sitinjak “Kak, tulisan Kombi kok singkat ya? Kenapa tidak membahas sampai detail ya?” Seorang teman yang sering saya kirimi artikel-artikel dari blog Komunitas Ubi (Kombi) melemparkan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Walaupun sudah dijelaskan bahwa tulisan Kombi adalah tulisan yang menerangkan gagasan secara singkat namun tidak secara dangkal, tetap saja jawaban… Read more »

Golput Bukan Pilihan Bijak

Oleh Efraim Sitinjak Dalam setiap penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) di Indonesia, adanya “golongan putih” (golput), yakni orang-orang yang tidak memilih, sudah menjadi realitas. Jumlah golput meningkat sejak pemilu pertama di tahun 1955, yakni sebesar 12,34% dari seluruh pemilih sah, sampai pemilu tahun 2009, yakni sebesar 40%.1 Sebagai bagian dari bangsa… Read more »

Membaharui Kejayaan Indonesia Timur

Oleh Efraim Sitinjak “Sarat dengan rempah dan sejarah, salah satu mata rantai peradaban Nusantara berada di kepulauan Maluku. Kini Maluku seperti tertatih menanggung beban kejayaan masa lalu. Terasa sulit untuk membangun identitas baru atau sekadar mengulang kejayaan perdagangannya. Meski masih memiliki magnet berupa keindahan alam, Kepulauan Maluku sekarang ibarat Indonesia… Read more »

Bukan Cuma “Nenek Moyangku Orang Pelaut”

Oleh Efraim Sitinjak “Nenek moyangku orang pelaut.” Slogan dari lirik lagu ini mengingatkan kita kepada keunggulan nenek moyang orang Indonesia di laut. Lama sebelum Indonesia berdiri, sejarah mencatat bahwa majunya peradaban bangsa-bangsa yang tinggal di Kepulauan Nusantara sangat dipengaruhi oleh penguasaan laut. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-12) dan Majapahit… Read more »

Menuntut Ilmu Sampai ke Nusantara

Oleh Efraim Sitinjak “Jika seorang biarawan Cina ingin pergi ke India untuk belajar Sabda, lebih baik ia tinggal dulu di sini [Sriwijaya] selama satu atau dua tahun untuk mendalami ilmunya sebelum dilanjutkan di India.” 1 Demikian tulis I Ching, seorang pendeta Budha dari negeri Tiongkok. Pelanjutan ilmu di India yang… Read more »

Bangkit dari Pemalsuan Kebenaran

Oleh Efraim Sitinjak Kisah Paskah adalah kisah kebangkitan Yesus dari kematian—suatu kisah kemenangan! Dan kisah itu, secara unik, menelanjangi suatu kisah kekalahan pada kemanusiaan, yang diwakili sosok-sosok terkemukanya: para pemuka agama dan pemuka masyarakat. Dengan segala martabat dan kuasa yang mereka punyai, mereka telah “kalah” dalam dengki dan persekongkolan keji… Read more »

Nuansa Budaya Indonesia dalam Perayaan Natal: Suatu Teladan dari Gereja Katolik Jawa

Oleh Efraim Sitinjak Salut untuk beberapa gereja Katolik Jawa yang kreatif dalam membungkus perayaan Natal! Mereka memahami nilai am Natal dalam khazanah budaya dan tidak terpaku pada ide bawaan negeri seberang dengan pohon cemara, salju, dan Santa Clausnya. Jemaat dan pengurus gereja-gereja ini tahu bagaimana mereka harus melebarkan ide Natalnya…. Read more »

Potong Anggaran, Potong Pembangunan

Oleh Efraim Sitinjak Indonesia sudah merdeka 67 tahun, namun kehausan untuk membangun negeri sebaik-baiknya belum tampak juga. Anggaran pembangunan dipotong di sana-sini, seolah-olah kita masih hidup di zaman penjajahan.1 Bahkan pada era Orde Baru, yang secara umum dinilai korup, potongan proyek masih lebih “wajar,” yaitu cukup lewat “satu pintu.”2Kalau keadaan… Read more »