Salam di bulan sembilan 2011, Sidang Pembaca! Enggan membaca adalah sikap banyak orang Indonesia ketika diperhadapkan dengan buku. Sikap ini menjulang sebagai dinding tebal yang menghalangi bangsa dari rupa-rupa kebaikan. Ketika membaca buku—“jendela dunia”—dianggap membosankan dan menghabiskan terlalu banyak waktu, maka tercekiklah napas kemajuan bangsa di balik “jendela-jendela” yang tak… Read more »
Oleh S.P. Tumanggor Saya menyebut mereka generasi cukup-dengar-lihat. Mereka tumbuh menjamur di zaman informasi dan digital hari ini. Mereka turut berperan, sadar atau tidak, dalam menumbangkan angka minat baca Indonesia ke titik terendah di Asia Tenggara.1 Liliek Sulistyowati dari Perpustakaan Nasional RI mengangguk di depan gambaran itu. Ia menyebut “pengaruh… Read more »
Oleh Hendy Yang Hidup di zaman ini penuh dengan kegiatan membaca. Percayakah Anda? Tampubolon (1993) memaparkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan fisik dan mental untuk memahami tulisan. Burn, Roe, dan Ross (1984) menjelaskan bahwa tulisan dapat berarti simbol atau lambang yang mampu ditangkap oleh sensori manusia. Ginting (2005) menegaskan hal… Read more »
Oleh Monalisa Malelak Pengalaman jatuh cinta dapat membuat keadaan di sekeliling kita berubah jadi indah, khususnya ketika kita membaca SMS, fesbuk, dll, yang berisikan ungkapan cinta. Seperti terbang ke langit ketujuh rasanya. Sesaat setelah kita resmi menerima cinta atau diterima cintanya, kita akan mengubah status dalam akun pribadi kita: berpacaran…. Read more »
Oleh Viona Wijaya Persamaan derajat: sebuah tuntutan yang kerap terdengar hari-hari ini. Pembedaan derajat menghasilkan perlakuan yang berbeda—seringkali berbuah ketidakdilan. Karena itulah banyak orang menginginkan persamaan derajat. Siapa tak menyukai konsep persamaan derajat? Tapi sadarkah kita bahwa kita seringkali tidak menerapkan konsep itu dalam hal membaca buku? Ya, kita hendak… Read more »
Oleh Otniel Rony Pati Meliala Sejarah ditandai dengan ditemukannya tulisan. Bangsa Babilonia, tiga ribu tahun sebelum Masehi, memulai kehidupan yang adab dengan menciptakan tulisan-tulisan paku. Bangsa ini membaca simbol-simbol paku itu dan menyadari bahwa sejarah baru telah mereka mulai. Hidup tidak lagi barbar dan setiap manusia mengerti satu dengan lainnya…. Read more »