Damai untuk Bertahan Hidup

Oleh Lasma Panjaitan

Aku membutuhkan damai/Sedikit damai/Jika kita ingin bertahan hidup1

Penggalan lirik di atas bukan berasal dari lagu rohani, tapi dari lagu sekuler yang berjudul Peace in Our Time. Lagu ini dirilis tahun 1989 oleh Gorky Park, grup musik rok asal Rusia, dalam kerja sama dengan beberapa awak Bon Jovi, grup musik rok asal Amerika Serikat. Dengan latar berakhirnya perang dingin antara Rusia dan AS, Peace in Our Time menjadi lagu ternama yang diputar di banyak radio arus utama.2

Tak dapat kita sangkali, damai adalah hal yang didambakan umat manusia secara universal—termasuk di zaman kita. Kenyataan getir penindasan, perang, dan kehancuran menyesakkan hidup kita di mana-mana sehingga memicu pengharapan global akan damai. Peace in Our Time memotretnya dengan baik: “Ceritakanlah kepadaku apa yang menurutmu kaulihat/Ada banyak orang di tempat ‘hilang dan ditemukan’/Mencari kemerdekaan mereka/Ada tayangan utama perang di layar TV-ku/Ada transaksi obat bius di jalanan kota.”3

Secara khusus umat Kristen sebetulnya diingatkan akan kenyataan getir itu lewat setiap perayaan Natal, saat pesan-pesan damai digaungkan dari berjuta mimbar. Tapi Natal juga mengingatkan kita bahwa Firman Allah telah datang ke dunia dan menjadi manusia—Yesus Kristus atau Isa Almasih—untuk memperdamaikan segala sesuatu dengan Allah (Kol 1:20). Perdamaian ini harus dibuat karena hubungan manusia dengan Allah telah rusak akibat dosa manusia. Dosa ini pun merusak hubungan antar manusia (sehingga ada penindasan, perang, kehancuran) dan merusak dunia yang dipercayakan Allah untuk dikelola manusia (sehingga ada pencemaran lingkungan, penjarahan alam).

Kitab Suci mewartakan bahwa suatu hari kelak segala sesuatu akan dipulihkan, yakni ketika Kristus datang ke dunia untuk kedua kalinya (lihat Kis. 3:21). Pada saat itulah damai yang sempurna akan dirasakan manusia, sebab “bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa” dan “tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk” (Yes. 2:4; 11:9).

Lalu bagaimana dengan sekarang? Sekarang kita masih harus melalui hari-hari yang tidak mudah. Hidup kita masih harus bergulat dengan masalah dan tantangan. Dan kita butuh damai untuk bertahan hidup di tengah semua itu. Peace in Our Time menyatakannya dengan tepat: “Damai di zaman kita/Damai di pikiran kita/Setiap orang harus memikul salibnya.”4

Masalah atau “salib” yang harus dipikul setiap orang bisa menjadi sumber pertikaian jika tidak ada damai dalam pikiran. Sebagai contoh, anak dari keluarga berantakan bisa menjadi sampar bagi masyarakat jika pikirannya tidak mendapatkan damai di tengah masalahnya. Jelaslah bahwa damai di bumi, damai di zaman kita, harus dimulai dengan damai di pikiran kita.

Bagaimana kita bisa memiliki damai di pikiran? Ada satu resepnya dalam Kitab Suci: “Yang hatinya teguh, Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya (Yes. 26:3). Tuhan yang memprakarsai perdamaian melalui Kristus dalam peristiwa Natal, Dialah yang dapat memberi damai di pikiran kita asalkan kita bersandar kepada-Nya, mengandalkan Dia—percaya kepada-Nya. Tentu saja diperlukan kerendahan hati di pihak kita untuk percaya.

Kerendahan hati ini bicara soal tentang penundukkan diri kita kepada kuasa yang lebih besar. Kita harus sadar bahwa kekuatan kita tidak memadai untuk menyelesaikan masalah kita, apalagi menghadirkan damai. Dengan tunduk-percaya kepada Tuhan sumber segala damai, hati dan pikiran kita akan diisi dengan damai-Nya. Saat damai ada di hati dan pikiran, kita tidak akan saling bertikai dan bergocoh. Maka damai pun bisa ada di zaman kita—meski tidak sempurna—dan damai ini membuat kita mampu bertahan hidup.

Damai untuk bertahan hidup. Di masa raya Natal ini biarlah kita, yang memperingati kedatangan Sang Firman dan yang menanti Ia datang kembali, memperjuangkan damai itu ada di zaman kita—dimulai dari pikiran kita.

.

Lasma adalah seorang pegiat Lembaga Bantuan Hukum yang tinggal di Bandung, Jawa Barat.

.

Catatan

1 Teks aslinya berbunyi: “I need some peace/A little peace/If we’re gonna survive.” Teks seluruhnya bisa dilihat, misalnya, di situs Lyricsmode. <http://www.lyricsmode.com/lyrics/g/gorky_park/peace_in_our_time.html>.

2 “Gorky Park (band)” dalam Wikipedia. <http://en.wikipedia.org/wiki/Gorky_Park_(band)>.

3 Teks aslinya berbunyi: “Tell me what you think you see/Theres a whole lot of people in the lost and found/Looking for their liberty/Theres a prime time war on my TV screen/Theres a dope deal down on my city streets.”

4 Teks aslinya berbunyi: “Peace in our time/ Peace in our mind/ Everybody’s got their cross to bear.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *