Syukur Kombi

Oleh Efraim Sitinjak

Dua belas bulan sudah Komunitas Ubi (Kombi) berjalan—terhitung sejak blog secara resmi diluncurkan pada Juni 2011. Lika-liku setahun penuh telah menjadi guru berharga bagi setiap kami, pengelola dan peladang (penulis) komunitas ini. Untuk itu syukur tak terkira kami haturkan kepada Allah yang empunya keselamatan, firman, dan ide.

Syukur kami ucapkan atas keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Tanpa keselamatan itu, apa yang kami kerjakan tentulah sia-sia belaka.

Syukur kami persembahkan atas kesempatan yang diberikan Allah untuk mencicipi berbagai kebenaran yang sudah diungkapkan-Nya lewat firman dalam Alkitab, pegangan hidup kami. Firman itulah titik tolak kami untuk menyebarkan nilai-nilai hidup yang baik dan luhur.

Syukur kami naikkan atas ide yang diilhamkan Allah kepada kami tentang perikehidupan bangsa dan Gereja Indonesia. Kombi tergerak untuk mengambil bagian dalam mengolah ide-ide kebangsaan dengan melibatkan cara pandang Kristiani. Kami berharap ide-ide ini dapat turut memberi sumbangsih kepada bangsa tercinta.

Selama perjalanan Kombi, sejak mulai berkiprah sampai saat ini, kami makin menyadari bahwa ide-ide kebangsaan sangat kurang disentuh oleh Gereja. Padahal ide-ide ini penting sekali dan ternyata dirindu oleh banyak orang Kristen yang ingin mengejawantahkan iman-kepercayaan mereka dalam hidup nyata di tengah bangsa. Jadi, kami bersyukur pula atas orang-orang Kristen yang menyambut ide-ide yang kami tuliskan dan tergugah untuk berbuat sesuatu bagi bangsa menurut kapasitasnya masing-masing.

Banyak media yang bisa digunakan untuk menyebarkan ide, namun Kombi memilih media tulisan. Menurut kami, inilah media yang memiliki pengaruh kuat dalam membentuk pemahaman dan pola pikir orang. Belum lagi dunia Kristen Indonesia memang masih miskin karya tulis “pribumi,” khususnya yang berbicara dengan konteks keindonesiaan. Kami berharap setiap guratan kata dalam tulisan kami membawa pengaruh dan ilham yang baik.

Sudah 55 tulisan kami persembahkan untuk bangsa dan Gereja. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dirampungkan dalam rangka turut menyumbangkan karya-karya damai sejahtera. Masih banyak aspek kehidupan berbangsa dan bergereja yang perlu diterangi dan digarami. Kiranya Tuhan memampukan setiap kami—peladang Kombi—untuk tetap setia dalam menyebarkan ide dan semangat yang sudah ditaruh-Nya dalam dada kami.

Perjalanan Kombi tentu saja tidak luput dari persoalan, yang bisa menaikkan ataupun meruntuhkan semangat. Banyak hal dan isu telah muncul dan mewarnai diskusi hangat kami, secara tatap muka ataupun lewat surat elektronik. Namun, kami bersyukur karena setiap persoalan membawa kami kepada banyak pelajaran berharga dan perbaikan.

Banyak pengalaman yang bisa kami timba untuk memantapkan diri. Dan masih banyak lagi hal yang bisa disyukuri dalam perjalanan Kombi selama satu tahun ini. Puisi di bawah cuma sedikit rangkaian kata yang bisa kami torehkan untuk mengungkap kerinduan dalam segala syukur dan haru biru.

Demi Agung-Mu dan Agung Bangsa Ini
Berlatih kami memahami hati-Mu,
Tertatih kami menggurat hasrat-Mu;
Berpeluh kami merangkai maksud-Mu,
Walau terkadang lelah melahap kehendak.Namun, apalah artinya lelah dibanding puas-Mu?
Yang kami cari adalah nilai-Mu.
Dalam perjalanan Kau tak janjikan melulu mulus,
Yang Kau pinta adalah tulus.
Kau bilang pada-Mu ada upah di kekekalan,
Maka ke situlah muka kami hadapkan.Ide dan tulisan sudah kami haturkan untuk negeri,
Kami merindu bangsa mengubah diri;
Setiap waktu doa kami unjukkan,
Setiap keringat kami cucurkan—
Semua demi agung-Mu dan agung bangsa ini.

 

Syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya sejauh ini. Semua karya kami adalah buah syukur atas keselamatan, firman, dan ide yang terlebih dahulu Ia nyatakan lewat Alkitab. Dan semua karya itu selalu bagi Tuhan dan bagi bangsa.

.

Efraim adalah seorang konsultan kebijakan publik yang tinggal di Bandung, Jawa Barat.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *