PA dan Mahasiswa

Salam sejahtera di bulan tujuh 2015, Sidang Pembaca!

Pendalaman Alkitab (PA) sungguh bagus dan besar manfaatnya bagi mahasiswa Kristen, calon-calon sarjana tulang punggung bangsa. Lewat PA, mahasiswa Kristen idealnya dapat menghayati ide-ide alkitabiah tentang hidup kristiani sekaligus menghayati ide-ide alkitabiah tentang berkarya di bidang yang ditekuninya. Imannya jadi meninggi seiring ilmunya.

Sayangnya, sejauh ini PA mahasiswa cenderung menggalakkan penghayatan yang pertama saja. Penghayatan yang kedua acap kali diabaikan sehingga memicu pertanyaan di angan setiap orang yang mengamati baik-baik: Apakah kegiatan PA mahasiswa memang dirancang untuk mahasiswa? Bulan ini, enam peladang Komunitas Ubi (Kombi) urun suara tentang penggalakan penghayatan yang kedua.

Karena mahasiswa Kristen akan berkarya di bidang kehidupan yang luas dan penting, PA untuk mereka seharusnya membumi—relevan bagi arah perjuangan mereka. Untuk itu, papar Febroni Purba dan Daniel Siahaan, PA mahasiswa perlu membukakan berbagai gagasan Alkitab tentang hal-hal rohani-vertikal dan juga tentang hal-hal sekuler-horizontal.

Alkitab, kata Viona Wijaya, laksana menu makanan bergizi lengkap yang mampu membuat mahasiswa Kristen tumbuh kuat menjadi sarjana yang “menghadirkan Kerajaan Allah” di bumi. Karenanya, kegiatan PA harus menghindari “pilih-pilih makanan” yang membuat Alkitab tidak tergali secara utuh dan mahasiswa jadi “kurang gizi” untuk berkiprah di tengah masyarakat.

Kekayaan ide Alkitab bermanfaat bagi orang banyak dan bagi ranah kehidupan yang beragam. Jadi, ungkap Victor Sihombing, PA janganlah dijalankan mahasiswa Kristen untuk menimba manfaat pribadi belaka tapi juga untuk menyokong perjuangannya bagi kemaslahatan khalayak di ranah panggilan yang digelutinya.

Mahasiswa Kristen, ujar Bunga Siagian, tak boleh miskin pemikiran, sebab dengan keimanan dan keilmuannya, ia diharapkan berdampak baik kepada masyarakat. Maka kegiatan PA harus melatihnya berpikir kritis dan cerdas, bukan memolanya jadi seperti robot yang hanya tahu menghafalkan asupan informasi dari luar.

Kecendekiaan selalu merupakan salah satu hal yang ditekankan Alkitab. Sebab itu, tutur S.P. Tumanggor, PA mestilah membentuk mahasiswa Kristen untuk mencintai pengetahuan—haus belajar, senang belajar—dan bersikap rendah hati dengan ilmu yang dimilikinya. Ini amat sangat berguna dalam membangun negeri di muka tantangan zaman.

Segenap bahasan bulan ini menunjukkan bahwasanya Alkitab menyediakan ilham luhur bagi panggilan dan kinerja kemahasiswaan/kesarjanaan. Kombi ingin semuanya bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan yang bernas bagi mahasiswa Kristen dan persekutuan/lembaga Kristen pegiat PA mahasiswa. Tujuannya tak lain agar kecendekiaan kristiani dapat menyumbangkan hal-hal terbaik bagi bangsa dan dunia.

Selamat ber-Ubi.

Penjenang Kombi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *