Konstruksi Sasrabahu dan Berpikir Imajinatif

Oleh Febroni Purba

Jam sepuluh malam, tanggal 27 Juli 1988, teknik konstruksi sasrabahuberhasil diterapkan pada proyek jalan layang Jakarta (Cawang sampai Tanjung Priok) yang dipimpin oleh Tjokorda Raka Sukawati. Konstruksi hasil berpikir imajinatif Raka itu memberi pilihan terbaik untuk mengerjakan jalan layang di perkotaan. Bahu beton jalan layang didirikan pada tiangnya sejajar dengan jalanan padat di bawahnya, sehingga tidak menganggu lalu lintas, untuk kemudian diputar 90 derajat.1

Mulanya konstruksi sasrabahu bernama Landasan Putar Bebas Hambatan. Tetapi Presiden Suharto memberinya nama “sasrabahu” (sering juga dieja “sosrobahu”) dari cerita pewayangan Arjuna Sasrabahu yang berlengan seribu. Dengan konstruksi itu, Raka yang lahir pada tahun 1931 di Ubud, Bali, menunjukkan kalibernya sebagai insinyur kelas dunia.2 Ia mencontohkan bagaimana kaum cendekia harus berpikir konstruktif demi memajukan negara.

Ide sasrabahu ditemukan secara unik ketika Raka tengah memperbaiki mobilnya. Bagian depan mobil didongkraknya sementara dua roda belakang mobil bertumpu di lantai yang licin oleh tumpahan oli. Ketika tersentuh, badan mobil itu berputar dengan dongkrak sebagai penopangnya. Dari peristiwa tersebut insinyur lulusan ITB itu mendapat imajinasi tentang cara yang efektif dalam mengerjakan jalan layang di tengah kota.3

Raka kemudian merancang sistem hidrolik yang diterapkan pada tiang dan bahu beton jalan layang. Saat sistem hidrolik itu diberi tekanan 78 kg/cm2 (angka yang didapat Raka setelah ia naik ke tempat konstruksi dan bersembahyang), bahu beton dapat diputar dengan mudah. Jadi, bahu beton jalan layang bisa dibangun sejajar dengan jalan di bawahnya dan bisa diputar 90 derajat setelah selesai dikerjakan sehingga arus lalu lintas tak terganggu.4 Itu adalah teknik cemerlang buah berpikir imajinatif.

Kisah konstruksi sasrabahu menunjukkan bahwa berpikir imajinatif berarti membayangkan terapan lain dari sesuatu yang telah ada. Raka mengamati “perbuatan” dongkrak dan tumpahan oli kepada badan mobil lalu membayangkan apa yang bisa diterapkan darinya kepada bahu beton jalan layang. Cara berpikir seperti ini akan memungkinkan pengembangan-pengembangan teknologi yang dapat membantu memajukan negara.

Kaum cendekia memang perlu mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Selain Raka, ada juga contoh-contoh cendekiawan imajinatif Indonesia lainnya. Randall Hartolaksono, misalnya, mencermati saripati kulit singkong lalu menghasilkan aneka produk anti api. Wiweko Soepono mengamati bahwa tidak perlu ada orang ketiga (yaitu insinyur penerbangan) dalam kokpit pesawat terbang lalu menghasilkan kokpit dua orang awak.5

Kisah konstruksi sasrabahu juga menunjukkan bahwa berpikir imajinatif berarti memperbaiki temuan lama atau mengatasi masalah yang belum diatasi temuan lama. Dengan sasrabahu, Raka memperbaiki cara konvensional pembangunan jalan layang yang sudah lumrah mengganggu arus lalu lintas. Lewat berpikir tentang perbaikan, inovasi-inovasi baru akan muncul dan membawa kemajuan.

Kaum cendekia pun perlu berinovasi dengan memperbaiki temuan lama. Selain Raka, ada Khoirul Anwar yang menemukan teknologi pemancar dengan konsep dua FFT (Fast Fourier Transform) dalam teknologi 4G LTE (Long Term Evolution) untuk telekomunikasi. Ada juga B.J. Habibie, mantan presiden RI dan cendekiawan ternama yang menemukan teori titik awal retakan pada badan pesawat sehingga pesawat tak perlu dibuat dengan faktor aman berlebihan (dan jadi berat) karena kerusakannya kini bisa diprediksi.6

Pada tahun 2014 Tjokorda Raka Sukawati meninggal dunia. Sasrabahu, warisan buah pikiran konstruktifnya yang cemerlang, mendapat hak paten di Indonesia (pada tahun 1995) dan di negara-negara lain seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia. Teknologi ini digunakan oleh dunia, misalnya pada salah satu jalan layang terpanjang di Filipina, yakni ruas Vilamore-Bicutan di Manila, dan pada jembatan di Seattle, AS.7

Tak ragu lagi, dengan berpikir imajinatif Raka telah memberi sumbangan besar bagi pembangunan negara dan dunia. Sasrabahu yang mendunia itu memberi pesan lantang kepada kaum cendekia Indonesia masa kini untuk berpikir konstruktif-imajinatif dan menghasilkan karya-karya besar.

Febroni Purba adalah seorang wirausahawan di bidang peternakan yang bermukim di DKI Jakarta.

Catatan

1 “Teknik Sosrobahu, Teknologi Konstruksi Karya Anak Negeri yang Mendunia” dalam situs Strong Indonesia. <http://strong-indonesia.com/artikel/sosrobahu/>; Dani Prabowo. “Teknologi Sosrobahu Lahir Setelah Penemunya Utak-atik Mercy” dalam situs Kompas. <https://properti.kompas.com/read/2017/12/13/161200221/teknologi-sosrobahu-lahir-setelah-penemunya-utak-atik-mercy>.

2 Suhendra. “Kembalinya Sosrobahu di Tol Layang Jakarta-Cikampek” dalam situs Tirto. <https://tirto.id/kembalinya-sosrobahu-di-tol-layang-jakarta-cikampek-crhh>;  “Kisah Arjunasasrabahu” dalam situs Wayang Indonesia. <https://wayang.wordpress.com/2010/07/22/kisah-arjunasasrabahu/>.

3 Suhendra, “Kembalinya Sosrobahu di Tol Layang Jakarta-Cikampek”.

4 “Teknik Sosrobahu, Teknologi Konstruksi Karya Anak Negeri yang Mendunia”, Strong Indonesia; “Teknik Pembetonan dari Indonesia yang Diakui Dunia?” dalam situs Binus University. <http://scdc.binus.ac.id/himtes/2017/01/25/tahukah-anda-tentang-teknik-beton-sosrobahu/>.

5 “Randall Hatolaksono: Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan” dalam situs Indonesia Proud. <https://indonesiaproud.wordpress.com/2012/07/22/randall-hartolaksono-penemu-formula-kimia-pemadam-api-ramah-lingkungan/>; Prima Gumilang. “Wiweko Soepono dan Kisah Aceh Beli Pesawat Angkut Pertama RI” dalam situs CNN Indonesia. <https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160417203112-20-124548/wiweko-soepono-dan-kisah-aceh-beli-pesawat-angkut-pertama-ri>.

6 Oik Yusuf. “Benarkah Penemu Teknologi 4G LTE Orang Indonesia?” dalam situs Kompas. <https://tekno.kompas.com/read/2016/03/16/14254167/Benarkah.Penemu.Teknologi.4G.LTE.Orang.Indonesia.>; Fajar Budi Laksono. “Crack Progression Theory dan Kejenisiusan BJ Habibie” dalam situs Penggagas. <http://www.penggagas.com/crack-progression-theory-dan-kejeniusan-bj-habibie/>.

7 “Teknik Sosrobahu, Teknologi Konstruksi Karya Anak Negeri yang Mendunia”, Strong Indonesia; Suhendra, “Kembalinya Sosrobahu di Tol Layang Jakarta-Cikampek”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *