Alkitab Alba: Mendekatkan yang Jauh

Oleh Herdiana Situmorang

Sebuah Alkitab bergambar punya peran unik dalam sejarah bangsa Spanyol. Dinamai “Alkitab Alba” (menurut Dinasti Alba yang memilikinya), kitab bergambar ini turut ambil bagian dalam menjembatani orang Kristen dengan orang Yahudi di Spanyol abad pertengahan.1 Tak hanya itu, Alkitab Alba juga menjadi jembatan antara kekristenan dan kebudayaan Spanyol. Jadi, kitab bergambar ini telah berjasa dalam mendekatkan yang jauh.

Alkitab Alba merupakan terjemahan dan tafsiran Kitab Suci Ibrani (“Perjanjian Lama”) yang pertama dalam bahasa Spanyol. Dibuat di Maqueda, Spanyol, pada tahun 1422-1430, terjemahan dan tafsiran ini ditujukan untuk merapatkan hubungan orang Kristen dengan orang Yahudi di Spanyol sekaligus mencerahkan bagian-bagian Alkitab yang dirasa kurang jelas.2

Pada masa itu orang Kristen Spanyol sebetulnya sudah mengharapkan terjemahan Alkitab dalam bahasa Spanyol, tetapi pihak gereja melarangnya.3 Adalah Don Luis de Guzmán, kesatria dari Ordo Calavatra, yang berani memerintahkan pembuatan Alkitab Alba.4 Ia seakan ingin membuktikan bahwa kekristenan dan kespanyolan bukanlah hal yang berjauhan.

Don Luis juga memerintahkan agar Alkitab Alba dihiasi dengan gambar-gambar miniatur untuk menerangkan teks. Sementara itu, Moses Arragel de Guadalajara, seorang rabi Yahudi, mengerjakan terjemahan dan tafsiran dari sudut pandang Yahudi dan Kristen dengan diawasi oleh dua orang rahib. Maka jadilah sebuah mahakarya literatur dan seni berupa 513 halaman dengan 334 gambar miniatur yang disanjung sebagai sebagai “suatu contoh luar biasa dari naskah bergambar bangsa Spanyol.”5

Gambar-gambar miniatur dan hiasan Alkitab Alba dibuat oleh para pelukis Kristen dengan petunjuk sang rabi. Hebatnya, para pelukis tak canggung mendekatkan adegan Alkitab dengan budaya Spanyol. Prajurit Israel, misalnya, digambarkan seperti pasukan perang Spanyol, istana raja Israel seperti kastil Spanyol, dan tokoh-tokoh Alkitab berbusana seperti orang Spanyol. Gambar-gambar lainnya menampilkan senjata, alat musik, dan perabotan Spanyol masa itu.6

Agar menarik perhatian, Alkitab Alba dihiasi motif-motif dan warna-warna indah. Huruf awal suatu teks yang penting dibuat setinggi setengah halaman dan diwarnai dengan menarik. Keempat tepi halaman dihias dengan gambar bunga, dedaunan, ornamen, dan makhluk-makhluk aneh.7 Semuanya merupakan ciri khas naskah bergambar dari Eropa abad pertengahan.8 Melalui seni lukis dan bahasa, kitab bergambar ini menjadikan kekristenan dekat dengan kespanyolan.

Alkitab Alba menunjukkan bahwa pempribumian kekristenan memang perlu dan baik. Perlu, karena itu membuat kekristenan menjadi “dekat” di mata, telinga, dan hati umat. Baik, karena itu membuat orang Kristen tidak perlu “jauh” dari jati diri bangsa/sukunya. Alkitab Alba juga menunjukkan bahwa kekristenan tidak harus terpaku pada budaya Israel. Jadi, sebetulnya umat Kristen masa kini di seantero dunia pun tidak perlu terpaku pada satu budaya tertentu, misalnya budaya Barat.

Usaha mendekatkan kekristenan dengan budaya setempat tentu saja membutuhkan keberanian, kekreatifan, dan kecermatan. Don Luis de Guzmán membiayai pembuatan Alkitab Alba selama delapan tahun dan berani menanggung risiko dihukum akibat melanggar larangan gereja. Sementara itu, krekreatifan dan kecermatan para pelukis berhasil menggambarkan kedekatan kekristenan dan kespanyolan dengan indah dan menarik.9

Semua itu adalah wujud apresiasi mereka terhadap Alkitab. Kecintaan akan Alkitab mendorong orang Kristen Eropa masa lalu menghasilkan karya besar demi menambahkan nilai keindahan dan kepraktisan kepada Alkitab. Orang Kristen masa kini pun tentunya bisa menunjukkan penghargaan akan Alkitab dan kekristenan dengan menambahkan nilai budaya setempat untuk memperindahnya.

Setelah sempat “menghilang” selama 200 tahun, Alkitab Alba ditemukan di Perpustakaan Istana Liria pada tahun 1622. Sebuah salinannya dihadiahkan kepada Juan Carlos, Raja Spanyol, pada tahun 1992, ketika ia mencabut secara resmi dekrit pengusiran orang Yahudi, sehingga orang Yahudi dan keturunannya pun disambut kembali di Spanyol. Alkitab Alba menjadi lambang pemulihan hubungan orang Kristen dan orang Yahudi Spanyol.10

Demikianlah Alkitab Alba telah mendekatkan pihak-pihak yang berjauhan: orang Kristen dengan orang Yahudi Spanyol, kekristenan dengan kespanyolan, dan tentunya Tuhan dengan manusia. Hal itu mestinya membuat orang Kristen masa kini semakin mencintai dan mengapresiasi Alkitab, buku suci sekaligus “jembatan” hebat yang mendekatkan yang jauh.

 

Herdiana Situmorang adalah seorang dokter yang bermukim di DKI Jakarta.

 

Catatan

1 “Alba Bible” dalam situs Wikipedia. < https://en.wikipedia.org/wiki/Alba_Bible>; “The Alba Bible” dalam situs Facsimile Editions. <http://www.facsimile-editions.com/en/ab/>. Selama abad pertengahan orang Kristen Eropa pada umumnya tidak menyukai orang Yahudi.

2 “The Alba Bible” dalam situs Facsimile Editions.

3 Robert Breaker III. “The Spanish Bible: Its Inception and Those Courageous Men Behind Its Translation” dalam situs RRB3. < http://www.rrb3.com/mypub/books/spn_bible_inception_men_translation.htm>.

4 “The Alba Bible” dalam situs Facsimile Editions.

5 “The Alba Bible” dalam situs Facsimile Editions.

6 “The Alba Bible” dalam situs Facsimile Editions.

7 Frances Spiegel. “Why Did They Paint Pictures in Medieval Manuscripts?” dalam situs Decoded Past. <http://decodedpast.com/paint-pictures-medieval-manuscripts/13112>.

8 “Manuscripts and Special Collections” dalam situs University of Nottingham. <https://www.nottingham.ac.uk/manuscriptsandspecialcollections/researchguidance/medievalbooks/decorationandillumination.aspx>.

9 Anthony Pim. “A Christian’s Rabbinic Bible” dalam situs Usuaris Tinet. <http://usuaris.tinet.cat/apym/on-line/intercultures/studies/alba.html>.

10 Dekrit itu dikeluarkan 500 tahun sebelumnya—pada tahun 1492. “The Alba Bible”, Facsimile Editions; Kathryn A. Kopple. “Accidental Discoveries: The Mystery of the Alba Bible” dalam blog Unusual Historicals. <http://unusualhistoricals.blogspot.com/2013/07/accidental-discoveries-mystery-of-alba.html>.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *