Alkitab Morgan dan Usaha Memiliki Kekristenan

Oleh S.P. Tumanggor

Gambar mendetil dan sarat warna itu menceritakan perang bangsa Israel melawan bangsa Amon yang tercatat dalam Kitab 1 Samuel (11:11). Anehnya, alih-alih memakai perlengkapan perang ala Asia Barat purba, semua tentara digambarkan memakai perlengkapan perang ala Eropa abad ke-13 (seperti baju jalinan rantai dan ketopong gentong). Tergambar pula puri, pakaian kuda, dan senjata pelontar batu yang semuanya khas Eropa.1 Jadi, ceritanya adalah cerita Alkitab tapi gambarnya adalah gambar Eropa.

Itu barulah satu dari sekian banyak gambar dalam kitab kuna yang memiliki beberapa nama: Alkitab Morgan, Alkitab Maciejowski, Alkitab Shah Abbas, Alkitab Krusader—semua berkaitan dengan jalan sejarahnya. Alkitab Morgan menjadi contoh bagus tentang usaha orang Eropa untuk memiliki kekristenan, yakni usaha agar keyakinan yang disiarkan dari negeri lain, budaya lain, benar-benar menjadi milik sendiri.

Alkitab Morgan diperkirakan dibuat pada kisaran tahun 1240-1250 atas pesanan Louis IX, raja Perancis yang terlibat dalam Perang Salib ke-7 dan ke-8. (Inilah asal nama “Alkitab Krusader”.)2 Sengaja dibuat sebagai buku bergambar, kitab itu mengungkapkan kecintaan bangsa Perancis di masa lalu kepada Alkitab. Gambar-gambarnya—setidaknya dalam 46 halaman yang tersisa sekarang—menampilkan cerita-cerita Alkitab, dari penciptaan dunia sampai zaman Raja Daud.3

Karena mengungkapkan kecintaan, gambar-gambar Alkitab Morgan dibuat dengan mutu tinggi sehingga disebut “contoh terbaik dari seni gothik Perancis”.4 Dan karena menunjukkan usaha untuk memiliki kekristenan, gambar-gambarnya dibuat berlatar Perancis abad ke-13 dalam hal busana, bangunan, peralatan, dan perabotan. Tak heran kitab itu menjadi “sumber visual penting kepada sejarah dan budaya Eropa abad pertengahan”.5

Setelah dipindahkan dari Perancis ke Italia, Alkitab Morgan ditambahi teks Latin untuk menerangkan gambar-gambarnya. Sempat lenyap dari rekaman sejarah, kitab itu “muncul” pada abad ke-17 di Polandia sebagai milik Kardinal Bernard Maciejowski. (Inilah asal nama “Alkitab Maciejowski”.) Pada tahun 1608, dalam rangka misi diplomasi Paus Klemen VIII, kitab itu dihadiahkan kepada Shah Abbas I, raja Persia, yang memerintahkan penambahan teks Persia. (Inilah asal nama “Alkitab Shah Abbas”.)6

Setelah ibukota Kerajaan Persia direbut orang Afgan pada tahun 1722, Alkitab Morgan dibeli seorang Yahudi sehingga ditambahi teks Ibrani-Persia. Setelah berpindah-pindah tangan, akhirnya pada tahun 1916 kitab itu (tepatnya 43 dari 46 halamannya yang tersisa) dibeli oleh J.P. Morgan, bangkir asal AS, lalu disimpan di Museum dan Perpustakaan Morgan, New York, hingga kini. (Inilah asal nama “Alkitab Morgan”.)7

Diduga ada sekitar enam artis yang membuat Alkitab Morgan. Mereka mengerahkan segala yang terbaik sehingga gambar-gambar kitab itu “tak tertandingi dan diwarnai dengan berani”.8 Sebagai buah dari usaha orang Eropa (Perancis) untuk memiliki kekristenan (yang berasal dari Asia Barat) dalam konteks Eropa, kitab itu menjadi “salah satu pemvisualan terhebat dari Perjanjian Lama yang pernah dibuat”.9

Herannya, ketika orang Eropa menyiarkan kekristenan ke seluruh dunia, mereka tidak mengizinkan bangsa-bangsa lain berusaha pula untuk memiliki kekristenan dalam konteks budaya masing-masing. Mereka malah memaksakan penerimaan kekristenan dalam balutan budaya Eropa. Alhasil sampai hari ini lagu, liturgi, teologi, dan arsitektur gereja ala Eropa masih dianggap sebagai “norma” oleh banyak umat Kristen dari berbagai bangsa. Sungguh ironis.

Kecintaan kepada Alkitab, seperti ditunjukkan oleh orang Kristen Perancis, seharusnya mendorong orang Kristen untuk berusaha memiliki kekristenan dalam konteks budayanya sendiri. Ini serasi dengan asas Alkitab bahwa Allah menerima dan mengasihi semua bangsa. Dan ini akan membuat kekristenan meresap dalam budaya sehingga menjadi daya dorong internal kepada kemajuan—persis seperti yang dibuktikan orang Eropa di masa lalu.

Kekristenan memang menghargai latar budaya setiap bangsa. “Bayangkan,” ajak seorang penulis, “sebuah buku yang menuturkan cerita-cerita Perjanjian Lama dalam gambar dan malah menjadi salah satu sumber terpenting untuk memahami cara orang berbicara dan menulis berabad-abad lalu. … Bayangkan sebuah buku yang berniat menuturkan cerita-cerita peradaban purba dari Alkitab dan malah menuturkan cerita terperinci tentang masyarakatnya sendiri pada zamannya. Ada buku semacam itu.”10

Tak salah lagi, itulah Alkitab Morgan.

 

S.P. Tumanggor adalah seorang pengalih bahasa yang bermukim di Bandung, Jawa Barat.

 

Catatan

1 Lihat “The Crusader Bible: Fol. 23v” dalam situs The Morgan Library & Museum. <https://www.themorgan.org/collection/crusader-bible/46>.

2 Erika Harlitz-Kern. “10 Things You Should Know about the Crusader Bible” dalam situs Book Riot. <https://bookriot.com/2016/03/23/10-things-know-crusader-bible/>. “Krusader” adalah orang Eropa yang turut serta dalam perang keagamaan yang biasa disebut “Perang Salib” (Ing.: crusade).

3 Catherine Hanley. “The Maciejowski Bible” dalam situs Catherine Hanley. <http://www.catherinehanley.co.uk/historical-background/maciejowski>.

4 Erika Harlitz-Kern, “10 Things You Should Know about the Crusader Bible”.

5 Catherine Hanley. “The Maciejowski Bible”; Erika Harlitz-Kern, “10 Things You Should Know about the Crusader Bible”.

6 Erika Harlitz-Kern, “10 Things You Should Know about the Crusader Bible”.

7 Erika Harlitz-Kern, “10 Things You Should Know about the Crusader Bible”; “Picture Bible (Crusader Bible)” dalam situs The Morgan Library & Museum. <https://www.themorgan.org/manuscript/158530>. Dua halaman lain disimpan di perpustakaan di Paris dan satu halaman lain disimpan di museum di Los Angeles.

8 “The Crusader Bible: A Gothic Masterpiece” dalam situs The Morgan Library & Museum. <https://www.themorgan.org/exhibitions/Crusader-Bible>.

9 “The Crusader Bible: A Gothic Masterpiece”, The Morgan Library & Museum.

10 Erika Harlitz-Kern, “10 Things You Should Know about the Crusader Bible”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *