Papua: Tanah Impian di Timur Indonesia

Oleh Viona Wijaya

Papua. Sedari kecil saya mengenalnya sebatas nama dan gambar di atas peta saja. Pulau berbentuk kepala burung itu cantik terlukis di ujung timur Indonesia. Konon Tanah Papua dikaruniai keindahan yang tiada tara oleh Sang Pencipta.

Seiring dengan rasa cinta dan apresiasi kepada tanah air yang bertumbuh dalam diri saya, hasrat untuk menjelajah seantero negeri pun membuncah. Bagaimana tidak? Dulu pemuda-pemuda kita pernah mengucap ikrar agung, “Bertanah air satu, tumpah darah Indonesia.” Maka saya, anak Tionghoa yang lahir dan besar di Pulau Jawa, ingin mengenal tanah air saya seluruhnya. Dan Papua menjadi salah satu wilayah yang paling ingin saya kunjungi.

Keinginan mengunjungi tanah impian itu akhirnya terwujud di bulan Juli 2014. Pada masa libur panjang Lebaran, untuk pertama kalinya saya dan beberapa kawan berpelesir ke Papua. Ini mengundang banyak decak heran, karena Papua jelas bukan tujuan wisata utama kebanyakan orang Indonesia. Biaya penerbangan ke Jayapura lebih mahal daripada biaya penerbangan ke luar negeri seperti Singapura atau Hong Kong. Alhasil, banyak orang Indonesia lebih memilih berwisata ke sana daripada ke Papua.

Namun, didorong oleh mimpi menjelajahi tanah air tercinta, kami membulatkan hati untuk pergi ke Jayapura, meski harus merogoh kocek agak dalam. Penerbangan dari Jakarta ke sana memakan waktu lima jam, setara dengan lama penerbangan ke Hong Kong. Saat itu saya sendiri tercengang, seolah-olah baru menyadari betapa luasnya bumi Indonesia ini!

Petualangan kami dimulai dengan sambutan hangat Danau Sentani. Bandara Sentani, tempat kami mendarat, berdiri di tepi danau itu. Dari jendela pesawat terbang terlihat kilauan air danau memantulkan cahaya mentari pagi. Pulau-pulau kecil yang terhampar di tengah danau  memanjakan mata kami, anak-anak yang tumbuh besar di Tanah Sunda dan baru pertama kali melihat Tanah Papua.

Keindahan Danau Sentani rupanya menjadi potret besar dari petualangan indah kami selama tujuh hari di Papua. Dipandu oleh kawan baik dan keluarganya yang bermukim di Jayapura, kami dibawa menikmati (sebagian kecil) alam Papua yang menakjubkan!

Kami berkesempatan mengunjungi beberapa pantai yang permai: Pantai Base G, Pantai Hamadi, dan Pantai Harlem. Ketiganya berpasir putih dengan air jernih yang mengizinkan mata kami menjelajah hingga ke dasar laut. Di Pantai Harlem, kami cukup berjalan beberapa meter saja dari garis pantai untuk menemukan ikan-ikan laut aneka rona, teripang, terumbu karang dan bintang laut aneka warna. Tak perlu selam dangkal (Ing.: snorkling) apalagi selam dalam (diving).

Kami juga berkesempatan menikmati pesona hutan bakau di Tobati dan Enggros. Dengan menggunakan kapal kecil, kami telusuri “labirin” hutan bakau. Akar-akar bakau yang jalin-menjalin dan dedaunannya yang rimbun rapat membentuk benteng kokoh yang tegak di pesisir teduh. Saya makin diingatkan mengapa hutan bakau penting untuk menangkal abrasi.

Hal lain yang membuat saya takjub adalah kesuburan Tanah Papua. Saat berjalan-jalan di pasar Jayapura, saya tercengang melihat setandan pisang yang kira-kira sebesar orang dewasa sedang berjongkok. Kesuburan tanah menyebabkan hasil bumi dapat berukuran fantastis tanpa bantuan bahan-bahan kimia.

Perjalanan ke Papua telah mengingatkan saya akan hebatnya rajutan tangan Yang Mahakuasa: tanah air Indonesia. Papua di ujung timur Indonesia memang tanah impian! Di negeri yang kaya ini bapak-bapak Papua seharusnya bisa mewujudkan impiannya untuk menyejahterakan keluarga lewat kerja keras di darat atau di laut. Ibu-ibu Papua seharusnya bisa mewujudkan impiannya melihat anak-anaknya tumbuh kuat bak pohon bakau, tangguh menghadapi ombak kehidupan. Anak-anak Papua seharusnya dapat bermimpi sebebas-bebasnya untuk menjadi apa pun yang mereka inginkan, berguna bagi nusa dan bangsa, berkiprah di dalam dan luar daerah!

Semua itu tentunya jangan sampai menjadi impian belaka. Selayaknyalah warga Papua dan seluruh bangsa Indonesia berusaha keras agar setiap impian luhur dapat menjadi kenyataan, baik di Tanah Papua maupun di seluruh Indonesia. Digiatkan oleh semangat Sumpah Pemuda, marilah kita jadikan tanah tumpah darah kita yang satu sebagai tanah tempat impian luhur mewujud.

.

Viona Wijaya adalah seorang calon pegawai negeri sipil yang bermukim di DKI Jakarta.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *