Meluas Wawasan, Bertambah Cinta

Oleh Victor Sihombing

Tak kenal maka tak sayang, bukan? Meluasnya pengenalan terhadap sesuatu sangat bisa menambahkan rasa sayang atau cinta terhadapnya. Saya mengalami hal itu selama “meladang”—menulis—di Komunitas Ubi (Kombi) sejak tahun 2012. Sesuai dengan semboyannya, “Untuk Tuhan dan untuk bangsa”, Kombi telah membawa saya mewawas berbagai topik tentang kekristenan dan kebangsaan.

Setiap kali hendak “meladang”, saya harus membaca sumber-sumber tentang berbagai topik itu dan berpikir. Saya harus mencermati data dan bernalar terhadap ide-ide. Proses menghasilkan tulisan yang seperti itu meluaskan wawasan dan pengenalan saya tentang kekristenan dan keindonesiaan. Seiring dengan meluasnya wawasan, cinta saya kepada keduanya bertambah pula.

Sebagai orang Indonesia, kami di Kombi tentunya banyak menulis tentang keindonesiaan. Sewaktu menulis tentang lagu “Rayuan Pulau Kelapa”, dinomorduakannya pulau-pulau di luar Jawa, dan garca Papua,1 saya jadi mengetahui berbagai informasi khas soal Indonesia. Mewawas indah dan kayanya alam Indonesia, mewawas hebatnya karya orang Nusantara, bertambahlah cinta saya kepada Indonesia.

Sebagai orang Kristen, kami di Kombi juga tentunya banyak menulis tentang kekristenan. Sewaktu menulis tentang perlawanan terhadap ketakutan dan tentang kebrutalan salib dalam rangka Paskah, sewaktu menulis tentang pengindonesiaan Natal dan tentang tugas mulia tubuh dalam rangka Natal,2 saya mendapati ide-ide alkitabiah yang jarang dibahas di kalangan Kristen sehubungan dengan kedua hari besar itu. Mewawas ide-ide itu, bertambahlah cinta saya kepada kekristenan.

Karena “meladang” dalam rangka Paskah jugalah saya berkesempatan mewawas kekristenan Armenia dan Ukraina yang menghasilkan tradisi palang khachkar dan telur Paskah pysanka. Saya mengapresiasi pempribumian kekristenan semacam itu, yang saya saksikan pula saat menulis tentang Gereja Hati Kudus Yesus di Bali.3 Kekristenan yang mempribumi akan menambah cinta penganutnya kepada akidahnya dan kebangsaannya.

Di lain pihak, karena “meladang” dalam rangka kebangsaan, saya berkesempatan mewawas negara-negara Suriname dan Uni Soviet. Cinta orang Jawa Suriname terhadap budaya leluhur (yaitu budaya Jawa) dan bubarnya Uni Soviet mengajari saya tentang berharganya budaya bangsa dan persatuan bangsa. Jika pelajaran itu diresapi setiap orang Indonesia, tentulah akan bertambah cinta kita kepada Indonesia.

Cinta saya kepada Indonesia bertambah pula saat menulis tentang tokoh-tokoh seperti Naya Wipraya dan Jaya Sedana, dua duta Kesultanan Banten untuk Kerajaan Inggris, J. Leimena dan Andi Djemma, pahlawan-pahlawan nasional, serta Chan Umar, maestro pengukir dari Minangkabau.5 Melalui kiprah mereka, saya mewawas kehormatan bangsa, ketulusan perjuangan, dan ketekunan berkarya indah.

Sementara itu, cinta saya kepada kekristenan bertambah lagi saat menulis tentang tokoh-tokoh seperti Elizabeth Browning dan J.R.R. Tolkien, sastrawan-sastrawan Kristen kelas dunia, Vincent Karunzu, pastor yang menjadi martir, serta Faelan, rahib penuh pengabdian asal Eire.6 Melalui kiprah mereka, saya mewawas hebatnya Alkitab sebagai sumber ilham, juga pengorbanan karena berbuat baik dan kuatnya komitmen iman.

Tak terasa saya sudah menggubah 23 tulisan di Kombi (di samping tulisan ini). Selain topik-topik yang tersebut di atas, saya juga sudah menulis tentang kerja sama senior-junior, manfaat pendalaman Alkitab bagi mahasiswa, dialog pemerintah-rakyat, kinerja perintisan hebat Torakusu Yamaha, serta pentingnya bacaan serius untuk mendewasakan umat Kristen.7 Semua topik itu meluaskan wawasan saya dengan informasi baru dan ide-ide yang sebelumnya tidak/jarang saya pikirkan.

Tidak hanya saya, setiap orang pun tentu bisa meluaskan wawasan seputar hal-hal yang baik dalam hidupnya. Semakin luas wawasannya, semakin bertambah cintanya kepada hal-hal tersebut. Cinta itu akan menggerakkannya untuk menghasilkan karya-karya berguna seumur hidupnya.

Tapi itu mensyaratkan ia tidak mewawas secara sembarangan, yakni secara tak bertangggung jawab atau picik. Hikmat/kebijaksanaan perlu dijadikan acuan agar kita bisa mewawas secara jujur dan imbang. Dengan demikian, wawasan yang meluas dan cinta yang bertambah diperkokoh oleh kearifan.

Hari ini saya bukanlah seperti saat pertama kali menulis di Kombi pada tahun 2012. Wawasan saya tentang keindonesiaan dan kekristenan telah meluas dan cinta saya telah bertambah. Sebab itu tidak ada kata yang lebih patut saya ucapkan selain “Terima kasih, Kombi!”

 

Victor Sihombing adalah seorang karyawan perusahaan konstruksi fasilitas industri yang bermukim di Depok, Jawa Barat.

 

Catatan

1 Victor Sihombing. “Dicinta dan Dipuja: Tanah Air Indonesia” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2015/08/dicinta-dan-dipuja-tanah-air-indonesia/>; Victor Sihombing. “Dinomorduakan!” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2015/10/dinomorduakan/>; Victor Sihombing. “Garca Papua: Gambar Kekayaan Alam Pikir” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2016/07/garca-papua-gambar-kekayaan-alam-pikir/>.

2 Victor Sihombing. “Paskah: Inspirasi Melawan Ketakutan”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2013/04/paskah-inspirasi-melawan-ketakutan/>; Victor Sihombing. “Sengsara Akibat Brutalnya Salib”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2018/03/sengsara-akibat-brutalnya-salib/>; Victor Sihombing. “Natal Milik (Bangsa) Kita Juga”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2012/12/natal-milik-bangsa-kita-juga/>; Victor Sihombing. “Tugas Mulia Tubuh”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/12/tugas-mulia-tubuh/>.

3 Victor Sihombing. “Palang Armenia”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2015/04/palang-armenia/>; Victor Sihombing. “Pysanka: Sukacita Atas Hidup yang Penuh Pengharapan”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/04/pysanka-sukacita-atas-hidup-yang-penuh-pengharapan/>; Victor Sihombing. “Rumah bagi Budaya”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2016/11/rumah-bagi-budaya/>.

4 Victor Sihombing. “Cita-cita dan Cinta ala Jawa-Suriname” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2016/04/cita-cita-dan-cinta-ala-jawa-suriname/>; Victor Sihombing. “Uni Soviet: Buyar karena Mimpi yang Tak Tergapai”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2018/02/uni-soviet-buyar-karena-mimpi-yang-tak-tergapai/>.

5 Victor Sihombing. “Naya Wipraya dan Jaya Sedana: Duta Bangsa Terhormat”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/05/naya-wipraya-dan-jaya-sedana-duta-bangsa-terhomat/>; Victor Sihombing. “Putih Hati Tulus”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/08/putih-hati-tulus/>; Victor Sihombing. “Chan Umar: Cinta Maestro Seni Ukir”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/09/chan-umar-cinta-maestro-seni-ukir/>.

6 Victor Sihombing. “Sastra Pelita” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2016/06/sastra-pelita/>; Victor Sihombing. “Vincent Karunzu: Meneladani Kristus, Menolak Diam”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/03/vincent-karunzu-meneladani-kristus-menolak-diam/>; Victor Sihombing. “Faelan: Mengabaikan Kehormatan Dunia dan Memberi Eropa Kehormatan”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/11/faelan-mengabaikan-kehormatan-dunia-dan-memberi-eropa-kehormatan/>.

7 Victor Sihombing. “Kerja Sama Manis Senior-Junior”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2012/07/kerja-sama-manis-senior-junior/>; Victor Sihombing. “PA Mahasiswa dan Perjuangan bagi Orang Banyak”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2015/07/pa-mahasiswa-dan-perjuangan-bagi-orang-banyak/>; Victor Sihombing. “Dialog Pemerintah-Rakyat: Merembukkan Kesejahteraan”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2016/02/dialog-pemerintah-rakyat-merembukkan-kesejahteraan/>; Victor Sihombing. “Yamaha dan Berpikir untuk Semakin di Depan”, dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/01/yamaha-dan-berpikir-untuk-semakin-di-depan/>; Victor Sihombing. “Bacaan Serius untuk Pendewasaan Umat” dalam situs Komunitas Ubi. <http://komunitasubi.com/2017/06/bacaan-serius-untuk-pendewasaan-umat/>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *