Wawasan Pembangkit Semangat

Oleh Helminton Sitanggang

Meladang/menulis di Komunitas Ubi (Kombi) merupakan pengalaman yang menyenangkan. Saya tak hanya bisa menyalurkan minat menulis, tetapi juga bisa meluaskan wawasan. Itu terjadi manakala saya meninjau dan meneliti—mewawas—berbagai data dan fakta untuk menyusun tulisan tentang keindonesiaan dan kekristenan, dua hal yang diusung oleh Kombi. Olehnya dibangkitkanlah semangat saya untuk hidup lebih baik sebagai orang Indonesia dan orang Kristen.

Ketika menyusun tulisan pertama di tahun 2016, “Enak Betul Bisa Mengatur Dunia!”, saya memperoleh wawasan tentang enaknya menjadi orang Peringgi—orang Barat.1 Mereka begitu berpengaruh sehingga bisa mengatur dunia. Wawasan itu membangkitkan semangat saya untuk meningkatkan etos kerja dan etos pikir selaku orang Indonesia. Saya ingin bangsa kita juga bisa berpengaruh di dunia seperti orang Barat.

Bukan cuma orang Barat, orang Jepang pun berpengaruh besar di dunia, khususnya lewat para inovator dan inovasinya. Ketika menulis “Bekal Sukses Honda: Berani Bermimpi dan Tekun Belajar”,2 saya mendapat wawasan tentang peran mimpi besar dan ketekunan belajar dalam merintis usaha secara sukses. Wawasan itu membangkitkan semangat saya untuk berani bermimpi besar dan untuk belajar sepanjang hayat.

Orang Nusantara pun bukannya tidak ada pengaruh di dunia. Ketika menulis “Raden Saleh: Berbakat dan Berkarya Unik”3 dan “Fondasi Cakar Ayam dan Berpikir Gesit”4, terbukalah wawasan saya tentang karya-karya orang Indonesia yang mendunia. Kita sebetulnya punya potensi besar. Sayangnya kita sering malas mengembangkannya sehingga miskin karya. Semangat saya pun bangkit untuk mengasah potensi dan berpikir gesit agar dapat menghasilkan karya-karya bermanfaat.

Selain punya potensi SDM, Indonesia juga punya potensi SDA yang sangat melimpah. Ketika menulis “Jelajah Pusaka Tambang Nusantara”, wawasan saya diluaskan tentang keunikan tambang-tambang emas Indonesia dan jumlah cadangan emas kita yang besar.5 Wawasan itu membangkitkan semangat saya untuk makin mencintai tanah air Indonesia dan turut melestarikan kekayaannya—khususnya karena saya berkecimpung di bidang pertambangan.

Sekalipun kaya SDA, tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia belum merata. Tetapi syukurlah bahwa rakyat Indonesia masih tetap bersatu. Ketika menulis “Cekoslowakia: Ketimpangan Berdampak Buyar”,6 saya memperoleh wawasan tentang bahaya ketimpangan sosial terhadap persatuan bangsa. Semangat saya pun dibangkitkan untuk mendukung keutuhan NKRI, antara lain dengan taat membayar pajak demi kemajuan pembangunan.

Tak hanya meluaskan wawasan tentang keindonesiaan, bersama Kombi saya juga meluaskan wawasan tentang kekristenan. Ketika menulis “Tubuh dan Tuhan” saya mendapat wawasan tentang tubuh sebagai sesuatu yang baik di mata Tuhan.7 Wawasan itu membangkitkan semangat saya untuk merawat tubuh dan memakainya untuk menyalurkan kebaikan Tuhan kepada dunia.

Salah satu cara untuk menyalurkan kebaikan Tuhan adalah dengan menyatakan kebenaran. Ketika menulis “Paul Schneider: Menderita Karena Menyadari Kehendak Allah”8, terbukalah wawasan saya bahwa pengikut Kristus harus siap menderita demi kebenaran jika itu dikehendaki Allah. Wawasan itu membangkitkan semangat saya untuk berani menyatakan kebenaran sekalipun harus menghadapi penolakan.

Alangkah banyaknya wawasan yang saya dapatkan selama menulis. Saya yakin bahwa wawasan serupa juga bisa diperoleh setiap kita yang mau meluangkan waktu untuk mewawas. Sewaktu mewawas, kita sungguh membutuhkan hikmat untuk bisa memetik hal-hal baik di balik data dan fakta. Tanpa hikmat kita malah bisa terjerumus ke dalam pandangan-pandangan yang keliru.

Mewawas berbagai topik tentang keindonesiaan dan kekristenan akan membangkitkan semangat kita untuk berkarya sebaik mungkin selaku orang Indonesia dan orang Kristen. Semangat itulah yang menjadi daya gerak kita untuk memenuhi panggilan Kristus sebagai garam dan terang dunia.

Secara total sudah delapan tulisan yang saya hasilkan di Kombi (di luar tulisan ini). Hati saya berlimpah syukur karena lewat tulisan saya bisa membagikan wawasan yang membangkitkan semangat pembaca. Saya pun jadi tersemangati untuk terus menulis, sebab saya semakin menyadari bahwa tulisan termasuk persembahan terbaik yang bisa saya berikan untuk Tuhan dan untuk bangsa.

 

Helminton Sitanggang adalah seorang pegawai BUMN di bidang pertambangan yang bermukim di DKI Jakarta.

 

Catatan

1 Helminton Sitanggang. “Enak Betul Bisa Mengatur Dunia” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2016/05/enak-betul-bisa-mengatur-dunia/>.

2 Helminton Sitanggang. “Bekal Sukses Honda: Berani Bermimpi dan Tekun Belajar” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2017/01/bekal-sukses-honda-berani-bermimpi-dan-tekun-belajar/>.

3 Helminton Sitanggang. “Raden Saleh Syarif Bustaman: Berbakat dan Berkarya Unik” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2017/05/raden-saleh-syarif-bustaman-berbakat-dan-berkarya-unik/>.

4 Helminton Sitanggang. “Fondasi Cakar Ayam dan Berpikir Gesit” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2018/04/fondasi-cakar-ayam-dan-berpikir-gesit/>.

5 Helminton Sitanggang. “Jelajah Pusaka Tambang Nusantara” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2017/10/jelajah-pusaka-tambang-nusantara/>.

6 Helminton Sitanggang. “Cekoslowakia: Ketimpangan Berdampak Buyar” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2018/02/cekoslowakia-ketimpangan-berdampak-buyar/>.

7 Helminton Sitanggang. “Tubuh dan Tuhan” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2017/12/tubuh-dan-tuhan/>.

8 Helminton Sitanggang. “Paul Schneider: Menderita Karena Menyadari Kehendak Allah” dalam situs Kombi. <http://komunitasubi.com/2017/03/paul-schneider-menderita-karena-menyadari-kehendak-allah/>.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *