Karya

Komunitas Ubi   17 Desember 2018   Tak ada komentar pada Karya

Salam di bulan kedua belas 2018, rekan pembaca!

Natal tak bisa kita lepaskan dari perbuatan baik. Karena Allah hendak berbuat baik kepada manusia dan dunia, maka Firman-Nya menjadi manusia—dalam sosok Yesus Kristus—dan hadir di dunia. Dalam seluruh pelayanan-Nya, Yesus “berjalan berkeliling sambil berbuat baik” (Kis. 10:38). Ia lahir, bergiat, mati, bangkit, dan naik ke surga untuk menggenapi karya ilahi.

Manusia yang menerima karya ilahi itu diselamatkan Allah lalu didorong dan diarahkan Allah untuk berbuat baik pula. Alkitab menyatakan bahwa perbuatan/pekerjaan baik adalah buah yang dicari Allah sebagai hasil kepercayaan dan keselamatan kita. Di masa raya Natal ini tiga peladang Kombi membahas hal tersebut sambil memperingati karya Allah di dalam Yesus Kristus.

Yesus lahir untuk menggenapi karya kasih Allah. Ia diutus ke dunia “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini” (Yoh. 3:16). Herdiana Situmorang menunjukkan bahwa setelah kita mengalami karya kasih itu, setelah kita percaya kepada Allah, kita harus “sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia” (Tit. 3:8).

Yesus lahir untuk menggenapi karya pendamaian Allah. Oleh Dia “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya … dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Kor. 5:19a). Victor Samuel menunjukkan bahwa Yesus mengerjakan karya pendamaian itu “untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Tit. 2:14).

Yesus lahir untuk menggenapi karya keselamatan Allah. Melalui Dia kita “diselamatkan oleh iman” dan keselamatan ini adalah “pemberian Allah” (Ef. 2:9). S.P. Tumanggor menunjukkan bahwa sesudah kita menyambut karya keselamatan itu, kita harus “melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Ef. 2:10).

Selain sebagai buah kepercayaan dan keselamatan, perbuatan/pekerjaan baik juga merupakan medium kita untuk mensyukuri, mewartakan, dan mengejawantahkan karya ilahi di berbagai bidang kehidupan di dunia. Dengan demikian, kita terlibat dalam karya ilahi yang telah digenapi Yesus dalam kedatangan-Nya yang pertama.

Masa raya Natal sesungguhnya mengingatkan kita akan hal itu dan menyemangati kita untuk giat berkarya sambil menyongsong kedatangan-Nya yang kedua, yakni masa ketika “mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal” (Yoh. 5:29).

Selamat Natal dan selamat ber-Ubi!

Komunitas Ubi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *