Oleh Victor Samuel Enam bulan setelah diculik, John Ssenyondo, imam berdarah Uganda yang melayani di Meksiko, ditemukan tewas di sebuah kuburan massal.1 Dua tahun kemudian, yakni tahun 2016, Jose Alfredo Lopez Guillen, imam lainnya, ditemukan tewas dengan lima tembakan di perut. Mereka menambah deretan kasus pembunuhan imam Katolik Meksiko yang… Read more »
Oleh Victor Samuel “Kamu adalah garam dunia. … Kamu adalah terang dunia,” kata Yesus kepada murid-murid-Nya (Mat. 5:13-14). Maka Gereja, selaku umat pengikut Yesus, seharusnya menggarami dan menerangi dunia—termasuk budaya bangsa-bangsa di dalamnya. Ini dapat diwujudkan dengan membangun keselarasan antara budaya dan kekristenan. Untuk itu Gereja harus, kalau mengutip perkataan… Read more »
Oleh Victor Samuel Negara-negara di dunia memiliki bahasa persatuan. Tetapi cara bahasa persatuan itu diterapkan dalam kehidupan berbangsa bisa seperti lukisan atau seperti cat tembok. Kita bisa melihat contohnya dalam kasus Negara Indonesia—negara kita—dan Negara Libya. Pada tahun 1969, Muammar Gaddafi menumbangkan monarki Libya dan menetapkan dalam konstitusi negara: “Bahasa… Read more »
Oleh Victor Samuel dan Hotgantina Sinaga Bangsa Rusia telah melahirkan beberapa sastrawan besar dan kristiani. Dua di antaranya adalah Leo Tolstoy (1828-1910) dan Aleksandr Solzhenitysn (1918-2008) yang suka menyuarakan kebenaran lewat karya-karya mereka. Meski mendapat tentangan keras, keduanya pantang mundur dalam membaktikan pena bagi kebenaran. Tolstoy muda, setelah ikut berperang… Read more »
Oleh Victor Samuel Benua Afrika rasanya jauh sekali dari tanah air kita. Dari Indonesia, butuh waktu sehari lebih untuk mencapainya dengan pesawat terbang. Budaya dan bahasa penduduknya pun berbeda sekali dengan budaya dan bahasa kita. Namun, di negara Afrika Selatan ternyata hidup komunitas orang keturunan Nusantara, saudara-saudara seleluhur kita. Di… Read more »
Oleh Victor Samuel Manusia berbeda dengan binatang dalam banyak hal. Salah satunya adalah dalam cara mendapatkan makanan. Binatang harus mencari tumbuhan atau memburu binatang lain. Kita, manusia, dapat menemukan makanan—dan berbagai kebutuhan hidup lainnya—dengan berbelanja di pasar. Pasar mempertemukan penjual dan pembeli barang agar masing-masing memperoleh kebutuhannya. Semua bangsa mengenal… Read more »
Oleh Victor Samuel Di seluruh dunia, agaknya tidak ada hari besar agama semeriah Natal. Orang non-Kristen pun tak jarang turut merayakan semaraknya. Di Indonesia, mal-mal sering memasang pohon Natal besar-besar dan dekorasi Natal lainnya pada bulan Desember, padahal pengunjungnya mayoritas non-Kristen. Kasir dan pramusaji non-Kristen pun memakai topi Sinterklas. Itu… Read more »
Oleh Victor Samuel “Makan tidak makan, yang penting kumpul,” demikian kata peribahasa Jawa.1 Peribahasa ini menggambarkan budaya kekeluargaan bangsa Indonesia yang mementingkan kebersamaan (“kumpul”) di atas urusan perut. Tentunya pandangan itu bernilai luhur. Dengannya kita menjadi bangsa yang ramah dan suka menolong. Namun, peribahasa itu bisa juga menjadi sindiran untuk… Read more »
Oleh Victor Samuel Untuk membentuk komponen-komponen produk, pabrik baja memanfaatkan api yang sangat panas—ribuan derajat Celcius. Api sebesar itu bermanfaat bagi keuntungan pabrik, kesejahteraan karyawan, bahkan perputaran roda ekonomi negeri. Namun, dapat dibayangkan pula bahwa api sebesar itu bisa dengan mudah menghanguskan rumah, pasar, atau gedung. Api, jika tidak bermanfaat,… Read more »
Oleh Victor Samuel Hari ini istilah “pencitraan” terdengar sumbang di kuping kita. Bagi kita, pencitraan hanyalah akal bulus para politisi. Menjelang tahun pemilihan, kita semakin curiga mendengar kata-kata manis dan melihat pertunjukan mendadak-merakyat yang mereka tebar. “Ah,” gumam kita ketus, “paling-paling pencitraan.” Istilah “pencitraan” memang populer belakangan ini, namun idenya… Read more »