Author Archives: Yulius Tandyanto

I La Galigo: Dari Bugis untuk Dunia

Oleh Yulius Tandyanto Ripalélé si rampé-rampé, ripaléttéq si pau-paué. Nanawoi ni taung poléna Sawérigading ri Tompoqtikkâ,1                             ~ I La Galigo, Episode “Ritumpanna Wélenrénngé”2 Itulah nukilan bait pertama syair I La Galigo episode “Penebangan Pohon Wélenréng” (Ritumpanna… Read more »

Ilusi Kebebasan Beragama

Oleh Yulius Tandyanto Barangkali kebebasan beragama adalah sebuah ilusi. Ah, Anda tak perlu lekas-lekas mengernyitkan dahi dan buru-buru mengajukan protes. Tapi izinkanlah saya mengajak Anda melanglang buana menjelajahi ilusi ini. Bayangkan suatu kondisi di mana hak asasi manusia dijunjung tinggi, termasuk kebebasan beragama dan menyatakan iman. Siapa pun dapat membuat… Read more »

Kombi: Bagi Tuhan dan Bangsa

Oleh Yulius Tandyanto Kadang-kadang orang yang menulis kisah komunitasnya sendiri itu pongah. Mereka hanya suka mematrikan gagasan ideal dan keberhasilannya dalam prasasti dokumen agar komunitasnya bercitra baik. Di sisi lain, masa-masa gamang dan penilaian kritis akan komunitas yang bersangkutan sering kali luput dari pencatatan. Keengganan mereka untuk mencatatnya justru menafikan… Read more »

Kristen Tanpa “Kelas”

Oleh Yulius Tandyanto Pada suatu masa, di kalangan injili sudah nyaris tak diragukan lagi bahwa semua yang ingin menjadi orang Kristen kelas satu harus menjadi misionaris ke luar negeri, pendeta/istri pendeta, personil medis (dokter atau perawat), atau pengajar di sekolah. Semua profesi lain, betapapun sahihnya, dianggap kelas dua kalau dibandingkan… Read more »

Kesalehan yang Overdosis

Oleh Yulius Tandyanto Dalam suatu acara diskusi yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga pelayanan Kristen bulan Oktober 2011, saya mengamati ada perdebatan yang baik sekaligus memilukan mengenai kesalehan orang Kristen saat ini. Narasumber A menyatakan bahwa ada kecenderungan kaum cendekia Kristen saat ini mendalami agamanya hingga overdosis. Di kesempatan yang berbeda,… Read more »

Menjadi Penderma Bahagia nan Cerdik

Oleh Yulius Tandyanto Semua orang ingin hidup bahagia. Dan kebanyakan orang beranggapan bahwa untuk mencapai kebahagiaan mereka harus meningkatkan kekayaan, pendapatan, serta harta benda. Anggapan itu tidaklah keliru, malahan kita dapat melihat hubungan positif antara kekayaan dan cita-cita yang bisa diraihkannya: orang kaya umumnya memiliki pendidikan yang lebih baik, kesehatan yang… Read more »

Dewi Dja: Pengabdian dari Lapisan Bawah

Oleh Yulius Tandyanto Pasca Sumpah Pemuda 1928, barangkali ada dua hal besar yang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia (Melayu) sebagai bahasa pergaulan: pers Indonesia dan Dardanella. Uniknya, Dardanella bukanlah sebuah penerbitan, melainkan kelompok sandiwara yang menggunakan bahasa Melayu Pasar—bahasa yang digunakan masyarakat kebanyakan kala itu—dalam tiap pertunjukannya. Kiprah Dardanella lekat dengan sang… Read more »

Mau Kenal Allah? Gelutilah Pergulatan Bangsamu!

Oleh Yulius Tandyanto Semua orang Kristen tentu setuju bahwa mengenal Allah merupakan hal yang penting. Menurut Rasul Yohanes, mengenal Allah berkaitan dengan hidup yang kekal (lihat Yohanes 17:3). Tak heran kita berupaya mengenal Allah sedalam-dalamnya karena hal ini berkaitan dengan cara kita menyikapi kehidupan kini dan kelak. Umumnya kita mengenal Sang… Read more »