Oleh S.P. Tumanggor Di kanan belakang, seorang tentara Romawi berkumis-janggut dan bertombak mengawasi. Di kiri belakang, seorang barbar hendak memasangkan jubah ungu. Di depan, seorang berbusana Eropa abad pertengahan berlutut sambil menyerahkan sebatang buluh. Di antara mereka semua, Yesus Kristus duduk dengan pakaian dilucuti, tangan terikat, dan kepala dimahkotai… Read more »
Salam di bulan ketiga 2018, rekan pembaca! “Mesias harus menderita sengsara” adalah berita para nabi Israel lama sebelum Yesus yang disebut Kristus (yakni Mesias) datang. Sengsara itu harus diderita-Nya sebelum Ia “bangkit dari antara orang mati” dan “memberitakan terang” kepada segala bangsa (Kis. 26:22-23). Menjelang Jumat Agung dan Paskah, sungguh… Read more »
Oleh Victor Sihombing Brutal! Demikianlah hukuman penyengsara Yesus Kristus yang tergambar dalam lukisan “Yesus Dipaku ke Kayu Salib” (Ing.: Jesus Is Nailed to the Cross) karya Bertram (1340-s. 1414), pelukis dan pematung asal Minden, Jerman.1 Kita, orang Kristen masa kini, mungkin tidak selalu meresapi betapa menyakitkannya hukuman yang ditanggung… Read more »
Oleh Herdiana Situmorang Orang-orang itu berkerumun di bawah tiga buah salib. Yesus Kristus, tersalib di antara dua penjahat, menundukkan kepala-Nya. Para penunggang kuda mengobrol, sebagian sambil menengadah memandangi-Nya. Sementara itu, seorang menikamkan tombak ke sisi kanan tubuh-Nya. Dengan langit biru muda sebagai latar, tubuh Kristus dan tombak panjang yang… Read more »
Oleh Stefani Krista Taman Kanak-kanak (TK) tempat saya dulu belajar dan bermain di Rengat, Riau, memiliki taman sekolah yang indah. Di taman itu ada pondok-pondok mungil, jalan-jalan kecil dengan rambu-rambu lalu lintas, dan bunga-bunga yang indah. Tak heran capung senang hinggap di sana dan kami, anak-anak TK, senang menangkapinya. Setelah… Read more »
Oleh Aronia Lola Rumah masa kecil saya di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dibangun dari kayu. Selain ayah, ibu, adik, dan saya, ada juga penghuni lain di rumah kami. Mereka membuat sarang pada jendela dan tiang kayu. Sewaktu kecil saya jadi hobi mencungkili sarang mereka. Ketika sarang itu hancur, dari “reruntuhan”nya… Read more »
Oleh Efraim Sitinjak Semasa kecil di Sidikalang, Sumatera Utara, saya dan teman-teman suka bermain adu kumbang tanduk. Kami biasa mendapatkan kumbang-kumbang tanduk “jagoan” kami dari dahan-dahan pohon atau pohon-pohon tumbang. Meskipun arenanya hanya seluas kotak sepatu, pertarungan mereka sangat menarik untuk disaksikan. Kumbang-kumbang itu akan saling menanduk, mengangkat, dan membanting… Read more »
Oleh S.P. Tumanggor “Kuku jurig!” seru teman-teman saya semasa kecil di Kuningan, Jawa Barat, ketika kami melihat beberapa titik cahaya melayang dan berkelap-kelip di udara senja. Kuku jurig adalah istilah bahasa Sunda yang berarti “kuku hantu.” Julukan bernada seram dan gaib ini diberikan kepada sumber cahaya kelap-kelip yang memang ajaib… Read more »
Oleh Bill Hayden Hutan di dekat rumah kakek kami di pedalaman Sintang, Kalimantan Barat, masih lebat oleh pohon-pohon tinggi. Waktu kecil saya biasa melihat bapak-bapak keluar darinya sambil menenteng ember besar dengan lebah beterbangan di sekitarnya. Mereka adalah pencari madu hutan dan di dalam ember mereka terdapat sarang lebah yang… Read more »
Oleh Melissa Chen Di samping rumah orang tua saya di Tulungagung, Jawa Timur, berdirilah sebuah gereja tua yang dikitari pohon-pohon arbei. Sewaktu berumur empat tahun, saya pernah memanjat pagar gereja itu untuk memetik buah arbei. Ternyata pohon-pohon arbei itu dihuni banyak ulat. Alhasil saya pulang dengan rasa gatal di sekujur… Read more »